Gorontalo Masih Butuh Rapid Test Kit

oleh
Gorontalo Masih Butuh Rapid Test Kit
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyampaikan kondisi terakhir Gorontalo di tengah pandemi virus corona. Pelaporan dilakukan via video conference ke Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dony Manardo, Rabu (22/4/2020).[foto_hms.pmprv]
banner 468x60
HABARI.ID I Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyampaikan kondisi terakhir Gorontalo di tengah pandemi virus corona. Pelaporan dilakukan via video conference ke Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dony Manardo, Rabu (22/4/202).

Pemprov Gorontalo saat ini gencar melaksanakan berbagai langkah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Mulai dari melaksanakan semua imbauan dari pemerintah pusat, sampai menyiapkan asrama haji Gorontalo sebagai tempat isolasi ODP dan PDP dengan daya tampung kurang lebih 900 orang.

Kerjasama berbagai elemen sudah sangat baik dalam penangan covid-19 ini. Saat ini Provinsi Gorontalo positif corona sudah tujuh orang dan satu meninggal.

“Sehingga minggu lalu pak jenderal kami sudah laporkan untuk PSBB. Tapi sangat disayangkan tidak disetujui makanya kami menyarankan lebih memperketat perbatasan baik udara, laut dan darat,” kata Rusli.

Rusli menerangkan, penjagaan yang ketat di tiga titik masuk tersebut bukanlah penutupan total. Prosedurnya, pendatang langsung rapid test di tempat.

Jika positif dan bukan warga asli Gorontalo langsung dikembalikan ke tempat asalnya. Jika warga Gorontalo yang positif maka langsung di karantina.

“Sehingga kami sangat butuh lagi rapid test Pak Jendral. Karena alat rapid test untuk petugas medis masih dirasakan kurang. Khusus rapid test kami dibantu oleh Kapolda dengan 30 ribu alat rapid test dan telah kami bagikan ke Kabupaten/Kota,” jelasnya.

Ketua GTPP Covid-19 Provinsi Gorontalo ini juga menambahkan, saat ini hanya memiliki dua orang dokter ahli paru yang menangani virus corona.

Menurutnya jumlah itu sangat sedikit jika melihat kondisi saat ini. Sama halnya dengan terbatasnya daya tampung RS rujukan, karena RS rujukan hanya ada satu yakni RS Aloei Saboe.

Menanggapi hal itu, Kepala BNPB Dony Manardo menyampaikan akan menindaklanjuti permintaan Gubernur. Ia juga mengucapkan terimakasih atas kerjasama Gubernur dan jajarannya sehingga jumlah ODP dan PDP yang begitu banyak semakin berkurang.

“Semua permintaan Pak Gubernur akan kami tindak lanjuti. Untuk saran penutupan perbatasan akan kami teruskan ke Kementarian Perhubungan. Untuk penambahan dokter paru kami akan bicarakan dengan tim relawan yang ada di Jakarta,” katanya.

“Terakhir untuk PSBB kemarin memang sudah ada usulan. Untuk sementara kita akan dorong lagi. Dan semoga apa yg dilakukan pak gubernur bisa memutus mata rantai covid 19,” jelas Dony.(rls/fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan