Sistem Pengelolaan Keuangan RSUD Bumi Panua Terkesan Amburadul

oleh -10 Dilihat

HABARI.ID – Sistem pengelolaan keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bumi Panua, Kabupaten Pohuwato yang terkesan amburadul kini menjadi sorotan publik.

Pasalnya, sebanyak kurang lebih 509 karyawan rumah sakit, termasuk perawat, dokter spesialis, petugas kebersihan, hingga tenaga keamanan, mengaku belum menerima upah jasa kerja mereka selama beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan pengakuan salah satu karyawan yang enggan disebutkan namanya. Ia mempertanyakan mengapa dana jasa yang dikabarkan sudah masuk ke rekening RSUD belum disalurkan kepada para pekerja.

“Dari informasi yang saya terima, dana telah masuk. Namun, dana itu justru digunakan untuk membayar hutang-hutang RSUD. Pada intinya, uang jasa kami sudah masuk, tetapi malah dialihkan untuk melunasi kewajiban lain,” ungkapnya, Senin (16/12/2024).

Ia berharap permasalahan ini segera mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Pohuwato, khususnya Bupati, agar hak-hak karyawan dapat terpenuhi.

“Kami hanya ingin jasa kerja kami segera dibayarkan. Mohon kepada pemerintah daerah untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah ini,” harapnya.

Sementara itu, saat didatangi di ruang kerjanya, Direktur RSUD Pohuwato, dr. Yenni Ahmad menjelaskan, tertundanya pembayaran disebabkan beberapa hal. “Contohnya JKN belum masuk November dan Desember. Kalau dia sudah masuk bisa torang pikirkan,” kata dr. Yenni.

Disinggung soal jasa yang diduga belum terbayarkan dari bulan Maret, dengan tegas kata Yenni, (BLUD) memiliki fleksibilitas dengan memperhatikan skala prioritas.

“Jadi begini, BLUD itu punya fleksibilitas, sekarang ini sudah dikumpulkan dan sedikit-sedikit masuk, jadi ada operasional yang harus torang prioritaskan. Bukan cuman itu, ada alat-alat yang torang harus beli, baru juga yang kemaren 2023 ada akreditasi, dan itu butuh biaya yang sangat besar,” tegasnya.

Kemudian, ditanyai soal management keuangan yang tidak optimal, dr. Yenni menjelaskan bahwa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Pada intinya, dr. Yenni menegaskan jasa yang sempat menjadi polemik, pihaknya akan segera menindaklanjuti hal tersebut.

“Bukan tidak ada dibayarkan, tetap akan dibayar. Bukan dari bulan Maret. Jadi begini, claim rumah sakit ajukan 3 Milyar, yang dibayarkan hanya 2,5 Milyar, jadi ada pending 500 Juta. Nah itu yang masuk seharusnya torang mau bayarkan, tetapi yang 500 ini mau bagi dua, jadi itu yang pending,” papar dr. Yenni.

“Kami proyeksi kan di bulan Januari, yang November itu mau masuk di Januari, karena masih ada piutang kan. Claim Desember masuk di Februari. Jadi itu (jasa reguler) hanya pending,” tambah nya.

Ditegaskan soal piutang RSUD mencapai 6,1 Milyar, dr. Yenni bilang bahwa benar akan tetapi, itu adalah hutang yang saat ini berjalan karena ada beberapa hal yang belum dibayarkan. “Ini kan hutang berjalan, piutang tetap masuk,” tutupnya.

Baca berita kami lainnya di