Ricuh Demo Tolak UU Omnibus Law, Mahasiswa Jadi Korban Bertambah 4

oleh
Demo.
Demontrasi mahasiswa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (08/10/2020) di simpang lima Gorontalo.(f/Bink).
banner 468x60
HABARI.ID I Ricuh demosntrasi penolakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja Kamis (08/10/2020), ternyata bukan hanya menelan dua korban luka serius di kepala, tetapi bertambah 4 orang dari IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Dari informasi yang dihimpun Habari.Id, empat mahasiswa juga jadi korban pada demonstrasi penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja itu, sudah dilarikan ke Rumah Sakit Multazam

Dari empat korban tersebut, tiga diantaranya mahasiswa dan sisanya satu korban merupakan mahasiswi.

Sementara itu dua orang diantara mereka, sudah dijemput oleh orang tua mereka, untuk menjalani rawat jalan di rumah. Sisanya dua orang lagi, masih menjalani perawatan.

Dua korban yang masih menjalani perawatan tersebut Reza Ali, yang diduga kuat muntah darah akibat kena pentungan dibagian dadanya.

Dan satu korban lagi, seorang mahasiswi inisial ND mengalami luka dibagian kepala dengan lima jahitan.

Dari pengakuan Rezal Nasiki, mahasiswa UNG yang jadi korban pada demonstrasi tersebut jelaskan. Bahwa dirinya menderita luka serius dibagian kepala, akibat terkena batu yang berasal dari arah aparat kepolisian.

Seorang mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, juga jadi korban.

“Saat itu kami masih di lokasi demo tepatnya dibelakang sound sistem. Saat itu pula massa aksi dan aparat sudah saling lempar. Kemudian aparat mulai memukul mundur massa aksi dengan tembakan gas air mata dan water canon …”

“Secara otomatis pun kami mundur, dan Korlap meminta kami untuk mundur sekitar 30 meter. Saat kami berhenti, aparat masih memukul mundur dengan tembakan gas air mata …”

“Sebagian dari kami masih bertahan, dan lainnya memilih untuk lari. Setelah tembakan gas air mata habis, yang tersisa di tempat pemberhentian hanyalah kami, dekat di mobil sound sistem …”

“Saat saya hendak mau lari bersama teman-teman untuk lebih menjauh, tiba-tiba batu dari arah aparat kepolisian sudah mengenai kepala saya. Saat saya mau ambil batu tersebut, darah sudah menetes di tangan saya …”

“Ketika saya pegang kepala saya, ternyata sudah pecah, dan saya pun langsung diselamatkan oleh senior-senior saya,” jelas Rezal Nasiki.(bink/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan