HABARI.ID I Penegakan aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), di Kota Gorontalo sedapat mungkin akan lebih humanis. Jika daerah lain diwarnai dengan aksi penyemprotan toko, dan pemukulan masyarakat dengan menggunakan rotan, maka berbeda dengan Kota Gorontalo yang harus ramah, serta mengedepankan humansime.
Jubir (Juru Bicara) Wali Kota Gorontalo Yudin Laliyo jelaskan, penegakan aturan PSBB tidak perlu dengan cara-cara brutal, karena masyarakat Kota Gorontalo memiliki kesadaran atas pandemi Covid 19.
Bahkan, animo masyarakat Kota Gorontalo pada umumnya, juga merasa resah dengan kondisi saat ini. Di mana aktivitas mereka dibatasi, demi mutuskan mata rantai wabah virus tersebut.
Sehingga, Pemerintah Kota Gorontalo pun meminta kepada seluruh aparatnya, untuk tidak membuat masyarakat lebih resah, cemas dan panik atas penegakan aturan tersebut.
Baca Juga : Marten : PSBB Bukan Pelarangan, Tapi Pembatasan
“Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha, sudah mengatakan, masyarakat tidak perlu cemas, panik dengan penerapan PSBB…”
“Artinya, aparat dilingkungan pemerintah daerah, menjalankan aturan tersebut dengan baik kepada masyarakat, tanpa harus dengan kekerasan…”
“Sosialisasi secara masif dari tingkat atas sampai dengan tingkat bawah kepada masyarakat akan lebih baik, dari pada kita harus melakukan aksi-aksi yang tidak baik kepada masyarakat,” ujar Yudin.
Dalam penegakan atura PSBB ini, harus bisa mengedukasi masyarakat, agar mereka bisa paham dan mengerti, kenapa atura tersebut dijalankan oleh Pemerintah Daerah.
“Pemerintah Kota Gorontalo bisa menjamin, masyarakatnya dengar-dengaran dengan penegakan aturan pembatasan sosial…”
“Sekalipun masih ada yang beraktivitas melewati waktu yang sudah di tentukan oleh PSBB, maka akan ditindak sesuai dengan prosedur dan humanis,” tutup Yudin.(adv/4bink/habari.id).