HABARI.ID, GORONTALO UTARA I Tambatan perahu di desa Botungobungo telah rampung. Tambatan perahu yang pembangunannya menggunakan dana desa itu, kini telah mulai terasa manfaatnya oleh masyarakat. Kehadiran tambatan perahu itu memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Seperti yang diungkapkan oleh Mastin Maini, perempuan berumur 57 tahun itu mengatakan, kehadiran fasilitas tersebut membuat mereka tidak kesulitan saat turun dan menaiki perahu.
“Ini membantu kami, dulu 1 satu lalu itu susah untuk naik turun ke perahu..,”
“Kadang kita kesulitan terlebih saat memanggul barang, tapi kini sudah sulit,” jelasnya, Senin (06/12/2021).
Sebagai seorang pembudidaya rumput laut, kehadiran tambatan perahu ini semakin membuat mereka bersemangat untuk berativitas. Mengingat kemudahan untuk menuju lokasi pembudidayaan semakin mudah.
Meski demikian, Mastin juga mengakui, ia dan masyarakat yang lain masih kesulitan terkait akses jalan menuju lokasi tambatan perahu.
“Dari desa munuju lokasi ini, jalan masih sangat buruk, apalagi kalau hujan, jalan becek dan juga menanjak menyulitakan kami,” jelasnya.
Mastin hanya satu dari ratusan orang yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Kehadiran penunjang itu, menjadi kesan dan semangat tersendiri bagi mereka.
Menagih Keringat yang Mengering di Pembangunan Tambatan Perahu
Meski tambatan perahu telah memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Namun fasilitas publik itu masih menyisahkan ironi untuk segelintir orang. Mereka merupakan pekerja yang membangun tambatan perahu tersebut.
Hingga kini, jerih keringat mereka belum juga terbayarkan. Arman Adiko selaku Kepala Tukang di proyek itu mengatakan, hingga kini mereka belum juga menerima hak pembayaran atas pengerjaan tersebut.
“Ada kurang 40 orang yang kita pekerjakan, tapi hingga sekarang mereka belum menerima uang atas pekerjaan mereka,” jelasnya.
“Mereka semua berasal dari desa ini,” jelasnya.
Arman mengingat, kesulitan yang mereka lalui saat membangun tampatan perahu tersebut. Terlebih akses menuju lokasi yang tidak mudah.
“Kesulitan membawa material dan bahannya, apalagi kalau hujan. Di tengah pandemi ini semua orang membutuhkan uang, maka mereka berharap agar uang tersebut bisa mereka terima,” jelas Arman.
Arman tidak mengetahui pasti alasan belum ada pembayaran dari pekerjaan tersebut. Ia hanya mengetahui bahwa penganggaran tersebut terkendala akibat administrasi.
“Saya tahu itu soal izin, karena katanya itu kawasan mangrove. Padahal setahu kita tidak ada mangrove yang kita tebang bahkan di lokasi pembangunan itu tidak di tumbuhi manggrove,”
“Itu lokasi yang sedari dulu memang menjadi tempat berlabuhnya perahu. Karena memang di situ ada ruang kosong bagi kita untuk menyadarkan perahu kita,” jelasnya. (Wi/Habari.id)