Hadapi Risiko Keamanan dan Keselamatan dalam Liputan, AJI Latih 20 Jurnalis di Gorontalo

oleh
banner 468x60

HABARI.ID I Sebanyak 20 jurnalis di Gorontalo mengikuti pelatihan bertajuk “Journalist Safety and Security Training” secara virtual.

Pelatihan yang berlangsung sejak 13 hingga 16 September 2021 ini, merupakan program kerjasama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dengan USAID dan Internews.

AJI Gorontalo melihat urgensi pelatihan keamanan dan keselamatan terhadap jurnalis, karena hingga saat ini, angka kekerasan terhadap jurnalis masih berada di angka yang mengkhawatirkan.

AJI Indonesia mencatat pada tahun 2020, ada 84 kasus kekerasan jurnalis. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi sejak AJI mulai memonitor kasus kekerasan terhadap jurnalis lebih dari 10 tahun lalu.

Sebagian besar kasusnya berupa intimidasi, kekerasan fisik, perusakan, perampasan alat/data hasil liputan, dan ancaman atau teror.

Selain kasus kekerasan, AJI juga menyoroti kasus pemidanaan yang masih mengancam jurnalis dengan UU ITE dan meningkatnya serangan digital berupa doxing.

Doxing adalah melacak dan mengekspos identitas seseorang, kemudian menyebarkannya ke media sosial untuk tujuan yang merugikan.

Tindakan doxing dapat berakibat mengganggu jurnalis dalam menjalankan tugas jurnalistik, hingga membuat kesehatan psikososial juga bermasalah.

Karena itu, Andri Arnold, Ketua AJI Gorontalo mengungkapkan, bahwa penting untuk jurnalis di Gorontalo untuk memiliki pengetahuan menghadapi risiko terhadap keamanan dan keselamatan fisik, digital, dan hukum.

Juga, jurnalis mesti memiliki pemahaman dan skill untuk melindungi dan menyiapkan dirinya sebelum liputan dan ketika berhadapan dengan hukum.

Apalagi menurutnya, wartawan di daerah, justru lebih dekat dengan risiko intimidasi dan pemidanaan.

“Nah dalam pelatihan ini, selama empat hari nanti jurnalis di Gorontalo akan diberikan pengetahuan yang bisa mereka gunakan untuk mengantisipasi risiko kekerasan di lapangan maupun di dunia digital,” ungkap Andri Arnold, Selasa (13/9/2021).

Selain itu kata Andri, bersama AJI Gorontalo, 20 jurnalis tersebut akan diajak untuk mendiskusikan bagaimana mekanisme keamanan dan advokasi jika ada kasus kekerasan.

Adapun trainer dalam program ini adalah Ronny Buol dan Yintze Gunde, dua trainer yang dianggap AJI kompeten dalam mendiskusikan keamanan dan keselamatan jurnalis dalam melakukan liputan.

Selain itu, AJI Gorontalo juga ikut mengundang Ade Wahyudin, Direktur LBH Pers, untuk mendiskusikan strategi hukum dan mitigasi menghadapi potensi ancaman kebebasan pers.(ver/rls/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan