Cerita Tenaga Honorer : Mengabdi Sambil Dihantui Rencana Penghapusan

oleh -50 Dilihat

HABARI.ID I Penghapusan Tenaga Honorer yang direncanakan oleh pemerintah pusat mendapat banyak tanggapan dari berbagai pihak, tak terkecuali tenaga honorer di Gorontalo Utara. Rencana penghapusan itu setidaknya memberikan kekhawatiran kepada ratusan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di kabupaten tersebut.

Dari banyaknya tenaga honorer itu ada satu sosok yang cukup dikenal, dia tak lain adalah Rustam Banteng. Dia sudah bekerja sebagai Honorer di Kabupaten Gorontalo Utara kurang lebih 12 tahun. Dengan waktu yang terbilang lama, Rustam telah banyak merasakan manis pahitnya menjadi honorer.

banner 468x60

Bisa dibilang Rustam adalah salah satu honorer senior yang telah menjadi saksi dan berkontribusi atas gerak pemerintahan di Gorontalo Utara. Silih berganti kepemimpinan membuat Rustam atau yang lebih dikenal dengan sapaan Om Tru itu paham betul tentang lakon profesionalitas kerja dan kepekaan terhadap atasan.

Om Tru pernah bercerita tentang berbagai pengalamannya selama bekerja mulai dari masa pemerintahan Rusli Habibie, Indra Yasin, dan kini memasuki masa jabatan Thariq Modanggu.

Tugas Om Tru terbilang vital, sebab dirinya bertugas untuk mengkonsolidasikan setiap rapat di ruangan saat rapat SKPD yang dipimpin Bupati. Tak jarang, dirinya juga berkewajiban menghubungi pejabat yang belum hadir saat rapat yang dipimpin Bupati sedang berlangsung. Tak hanya itu saja, terkadang Om Tru sering berinisiatif membantu jalannya suatu agenda dalam suatu rapat atau kegiatan pemerintah. Semuanya dikerjakannya secara profesional.

Setiap malam, Om Tru juga bertugas membagikan tentatif Bupati di group Whatsapp. Tugas ini tentu saja sangat membantu bukan hanya kepada para pegawai di lingkungan pemerintahan, tetapi pula kepada para wartawan yang bertugas meliput agenda pemerintah sebagai upaya kontrol terhadap jalannya birokrasi yang pro rakyat.

Rencana pemerintah pusat untuk menghapus tenaga honorer jelas sedikit mengganggu pikiran pria paru baya ini. Sebab, bagaimana tidak, di umurnya yang sudah tidak lagi muda, Om Tru harus menghadapi kemungkinan hilangnya pekerjaannya sebagai honorer.

“Kita selaku warga negara wajib mendukung rencana pemerintah pusat, hanya saja kami melihat bahwa rencana ini terkesan terburu-buru..,”

“Sebab pemerintah seolah belum selesai mengatasi masalah terkait honorer yang sudah lama bekerja tapi belum juga bisa menjadi pegawai,” jelasnya, Senin (04/07/2022).

Menurut Om Tru, penghapusan tenaga honorer wajib disertakan dengan solusi yang lebih matang. Terlebih kata dia, pemerintah diharapkan mampu memberikan formula terbaik atas rencana tersebut.

“Memang ada solusi atas itu, yakni outsourcing. Tapi harus dipahami, bahwa setiap pengambilalihan kewenangan oleh pihak ketiga memiliki konsekuensi,” jelasnya.

Dirinya pesimis, jika kewenangan tenaga honorer diserahkan ke pihak ke tiga, para honorer akan diperhadapkan dengan berbagai kebijakan perusahaan.

“Ada bagusnya ada tidak bagusnya, karena setiap pihak ke tiga nanti punya syarat dan kriteria untuk menerima anggotanya,” terangnya.

Om Tru berharap, ke depan bila keputusan penggunaan outsourcing dilakukan, pemerintah harus bisa mengintervensi pihak ke tiga untuk mengakomodir para honorer yang sudan lama bekerja sebagai PTT.

Pengabdian Kandas Saat Nilai Ujian Lebih Prioritas

Lebih dalam Om Tru menjelaskan, upaya pemerintah untuk mengalihkan tenaga honorer menjadi lebih baik memang sudah dilakukan lewat pengisian PPPK. Tapi pada kenyataannya, mereka yang telah lama bekerja sebagai honorer hingga usia tua sering kalah saat berhadapan dengan para honorer muda pada proses ujian seleksi.

“Banyak yang sudah tua, bahkan pegang komputer saja lain belum lancar, tugas honorer yang banyak dan umur yang sudah tua membuat mereka banyak yang kalah bersaing saat ujian..,”

“Ini kenyataan yang sebenarnya wajib dicarikan solusinya,” ungkap Om Tru.

Terakhir, Om Tru berharap, pemerintah dapat mencarikan solusi atas nasib mereka. Om Tru hanya satu dari ribuan honor daerah yang telah lama mengabdi namun tak sempat tersentuh kebijakan pemerintah.

“Semoga ada jalan yang bagi kita semua, intinya kami mengabdi untuk negera dan berharap bisa memajukan bangsa..,”

“Tapi demikian nasib PPT, Pegawai Tidak Tetap meski dibalik kalimatnya ‘Tetap Tidak Pegawai’ kan,” kelakar Rustam sambil tertawa. (Wi/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di


Tinggalkan Balasan