Suka Duka Vaksinator, dari Pujian Hingga Hujatan

oleh
vaksinator
Fina Salindeho dan Sri Andriani Pakaya, dua tenaga Vaksinator di Puskesmas Molinggapoto Kecamatan Kwandang.
banner 468x60

HABARI.ID I Seperti biasa usai tugas lapangan yang berat Sri Andriani Pakaya harus menulis laporan tentang hasil capaian tugas hari itu. Menepis rasa lelah dan segudang keluh kesah yang hinggap di benaknya. Sebagai seorang Tenaga Kesehatan dirinya telah terikat sumpah untuk mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Hampir setiap hari, demi mencapai target Herd Immunity Covid-19, dirinya bersama tim Vaksinator Puskesmas Kwandang terus vaksninasi kepada masyarakat Kecamatan Kwandang.

Menjadi Vaksinator ternyata tidaklah mudah kata perempuan berumur 33 tahun itu. Sebab tak jarang mereka harus berhadapan dengan perlakuan kurang baik dari masyarakat.

Masih segar di ingatan tenaga medis yang akrab disapa Mutia ini, saat masyarakat dan pedagang mengusir mereka kala menyelenggaran vaksinasi di pasar Minggu Molinggapoto.

“Warga membentak kami, bahkan ada yang menggebrak meja di depan kami, bahkan ada yang mengatakan bahwa Covid-19 bukanlah penyakit yang berbahaya,” jelasnya, Rabu (29/09/2021)

Tak jarang kata Mutia, saat bertemu dengan warga yang kooperatif mereka malah harus meluluhkan ketakutan warga yang tateryata takut untuk menerima suntikan.

“Meski demikian banyak yang suka untuk divaksinasi, namun malah takut sama jarum suntik, maka kita sebagai tenaga medis yang dipercayakan jadi vaksinator harus lebih sabar dan memberikan penguatan mental kepada yang bersangkutan,” jelasnya.

Beda Ibu Mutia beda pula Ibu Fina Salindeho. Vaksinator yang sejak awal menangani pandemi Covid-19 di Gorontalo Utara ini harus berurusan dengan kenekatan salah seorang warga yang mendadak mencabut dengan paksa suntikan vaksin saat proses penyuntikan.

“Ada yang karena sudah takut sekali dengan suntik, saat suntik sementara tertusuk langsung dicabut dengan paksa oleh warga itu, saya kaget karena proses penyuntikan belum selesai,” kenang Fina.

Menjadi vaksinator, kata kedua tenaga medis ini merupakan suatu amanat yang membanggakan meski harus berhadapan dengan banyak kendala.

“Tidak semua menolak, kadang ada warga-warga yang begitu antusias dan menunggu kedatangan kami untuk melakukan vaksinasi, banyak memberikan ucapan dukungan dan semangat..”

“Ini sudah tugas kita, berkorban waktu pribadi dan juga waktu bersama keluarga sudah menjadi keharusan sebab hari ini kesehatan Indonesia menjadi tanggung jawab bersama terlebih kita yang berada di instansi kesehatan,” jelas Fina.(Wi/Habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan