Rusli Siap Penuhi Kebutuhan Guru Agama Kristen di 7 Sekolah

oleh
Rusli, Guru, Kristen.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, saat menerima kunjungan dari organisasi pembimbing masyarakat kristen dan Pergarkri (Persatuan Guru Agama Kristen) Provinsi Gorontalo.
banner 468x60
HABARI.ID I Gubernur Gorontalo Rusli Habibie siap memenuhi kekurangan guru agama kristen di tujuh sekolah, setelah berdiskusi dengan organisasi pembimbing masyarakat kristen dan Pergarkri (Persatuan Guru Agama Kristen) Provinsi Gorontalo, Rabu (08/07/2020).

Seperti yang dijelaskan Petrus Tamon juga Ketua Pergakri Provinsi Gorontalo, dari semua SMA sederajat di Provinsi Gorontalo ada 15 sekolah yang memiliki guru kristen, sementara tujuh sekolah sederajat lain tidak ada.

“Kami kesulitan untuk mengajar siswa- siswi Kristen yang ada di sekolah. Jadi kami mohon untuk penambahan guru agama kristen untuk sekolah SMA/SMK,” pinta Petrus.

Mendengar hal tersebut Rusli Habibie langsung menyanggupinya, yang akan diawali dengan koordinasi oleh Gubernur dengan Dinas Pendidikan Kebudayaan Provinsi Gorontalo.

“Saya sangat setuju, karena kita memang sangat membutuhkan guru agama. Di sekolah-sekolah juga saat ini kekurangan guru agama islam, khususnya di SMA/SMK …”

“Untuk agama islam, kita sudah kerjasama dengan IAIN. Kami minta tenaga dari sana yang lulus, baik S1/S2, untuk kemudian menjadi tenaga honorer. Karena memang pengangkatan ASN sekarang langsung dari pusat …”

“Untuk guru agama kristen, nanti akan kita carikan solusi juga. Nanti kita hitung berapa guru agama kristen yang dibutuhkan, berapa guru agama islam, guru agama budha dan hindu dan lain sebagainya,” kata Rusli

Senada dengan itu, anggota DPR RI Komisi VIII Idah Syahidah, menyatakan akan memperjuangkan aspirasi yang tengah di usulkan oleh Petrus, untuk menambah jumlah guru agama kristen. Karena salah satu mitranya adalah dengan Kementrian Agama.

“Saya bisa menampung aspirasi dari Bapak/Ibu, sekiranya yang bisa saya bantu untuk program-program yang berhubungan dengan agama kristen …”

“Walaupun memang mayoritas di Indonesia beragama islam, tapi tidak ada salahnya kita berusaha sekian persen bisa mendapatkan bantuan dari Kementrian Agama,” terang Idah Syahidah.(sodik/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan