BUKAN tentang kontroversi. Catatan ini adalah tentang sebuah obsesi dan visi membangun anak negeri. Anak-anak di daerah itu, mulai dipersiapkan agar bisa menghadapi era yang kompetitif dan menjawab tantangan globalisasi.
Rumah itu kini ‘diisi’ puluhan orang yang telah dididik bahkan dilatih untuk menjadi tutor. Tutor Bahasa lebih tepatnya. Rata-rata mereka adalah jebolan Kampung Inggris di Kediri, Jawa Timur. Setengah tahun mereka dilatih di sana.
Sudah dua angkatan pemerintah memberangkatkan putra-putri terbaik untuk belajar di sana (Kampung Inggris, Kediri).
Dan kalau bukan karena pandemi COVID-19 yang mengubah struktur alokasi penganggaran pemerintah daerah, maka sudah ada calon-calon instruktur bahasa Inggris lainnya yang diutus ke Kampung Inggris Kediri dan Kampung Inggris di Pare. Tapi rencana ini tetap akan direalisasikan pada tahun 2021 nanti.
Semua yang dipelajari, yang didapat di sana akan dibawa ke sini. Mempelajari, membandingkan apa yang terjadi di sana, lalu diterapkan di sini.
Awalnya, Rumah ini hanya ada di kecamatan Ibukota kabupaten. Tapi kini, Rumah Bahasa hadir hampir semua wilayah kecamatan. Hanya tinggal dua kecamatan yang belum memiliki Rumah Bahasa, dari tujuh kecamatan yang ada di kabupaten itu.
Keberadaan Rumah Bahasa yang masif itu, tentu saja, karena tingginya animo masyarakat di sana, terutama pelajar dan anak-anak sekolah, yang ingin belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab dari tutor-tutor yang telah melewati fase penempaan yang lumayan lama di Kampung Inggris Kediri.
Tak hanya warga setempat. Anak-anak dari kabupaten tetangga juga diberi ruang untuk mengenyam pendidikan ekstra ini.
Saat ini, kurikulum di Rumah Bahasa telah dikembangkan. Anak-anak tak hanya belajar tentang Bahasa, tapi juga mata pelajaran lainnya, Matematika dan ilmu pengetahuan alam.
Manifestasi Visi Cerdas
Rumah Bahasa, dan kehadiran puluhan instruktur/tutor Bahasa Inggris serta tentang tingginya minat pelajar dan anak sekolah yang ingin mendalami, menguasai bahasa Asing, menjadi bagian integral dari visi pemerintah daerah di bidang pendidikan.
Sherman Moridu, memang sedang menceritakan tentang manifestasi visi Boalemo Cerdas, salah satu program unggulan yang digulirkan pemerintahan kabupaten Boalemo di bawah kepemimpinan DAMAI (Darwis Moridu-Anas Jusuf).
“Bahasa, menjadi kunci untuk ‘membuka jendela dunia‘. Menguasai Bahasa Inggris, jadi bekal bagi anak-anak kita kelak dalam menghadapi tantangan global, era yang makin kompetitif ini …,”
“Sementara Bahasa Arab, bisa instrument yang akan menguatkan visi religius Pemerintah Kabupaten Boalemo. Ini yang menjadi cita-cita Pak Bupati Darwis Moridu,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boalemo itu.(fp/habari.id)