Khofifah: RS Rujukan COVID-19 di Jatim Harus Penuhi Standar WHO

oleh
COVID-19
Pengguntingan pita oleh Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa bersama Bupati Blitar Rijanto, menandai dibukanya RSUD Srengat. [foto_istimewa]
banner 468x60
HABARI.ID, KABUPATEN BLITAR I Masih ada 6.611 ruang isolasi dan 860 kamar Intensive Care Unit (ICU) yang disiapkan pemerintah sebagai tempat rujukan COVID-19 penanganan pasien positif Corona. Jumlah tersebut, menurut Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, masih di bawah standar.

Ia mendorong pemerintah daerah kabupaten/kota agar bisa mensupport agar RS yang ada, terutama RS yang jadi rujukan penanganan pasien positif Corona, bisa sesuai standar World Health Organization (WHO).

“Jumlah kamar (ruang isolasi dan ICU) yang baru terpakai itu masih sekitar 44 – 49 persen. Artinya, dari jumlah yang telah disediakan tersebut, masih jauh di bawah standar WHO,” ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Srengat milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, Sabtu (12/09/2020).

Walupun tingkat kebutuhan bed (tempat tidur) tercukupi, Khofifah berharap pemerintah daerah tetap waspada terhadap penyebaran virus Corona dan tetap disiplin pada protokol kesehatan.

Disamping itu, kata Khofifah, RSUD Srengat diharapkan bisa menjadi rumah sakit (RS) rujukan COVID-19. Mengingat, masa pademi COVID-19 belum berakhir, perlu adanya penambahan RS untuk persiapan.

Namun begitu, khofifah menyarankan supaya kebutuhan ventilator (alat bantu pernapasan) dicukupkan. Karena salah satu syarat untuk menjadi RS rujukan COVID-19 adalah terpenuhinya kebutuhan alat tersebut bagi pasien COVID-19.

“Melalui Dinas Kesehatan Jatim, akan kita kirim alat Polymetase Chain Reaction (PCR) yang berfungsi untuk mendeteksi material genetik dari sel, bakteri, maupun ribonucleic acid (RNA), sehingga dalam mendianogsa pasien yang terpapar COVID-19 bisa lebih akurat,” kata Khofifah.

Sementara itu, Bupati Blitar Rijanto menyampaikan, bahwa RSUD Srengat ini pastinya akan menjadi RS rujukan COVID-19 jika sudah beroprasi dan virus Corona masih merebak.

Selain sudah membeli alat PCR sendiri yang ditempatkan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang juga milik Pemkab Blitar, Bupati juga mengatakan RS ini juga akan mendapat bantuan dari pihak Pemprov yang yang dalam waktu yang tidak lama akan dikirim.

RS Srengat Blitar, dibangun 4 lantai dengan 100 kamar, yang dilengkapi ruang rawat jalan, rawat inap, ruang operasi, ICU, laboratorium dan memiliki 4 pelayanan spesialis dasar, yaitu spesialis anak, obstetri dan ginekologi, spesialis penyakit dalam, dan spesialis bedah, serta ruang penunjang lainnya, diharapkan mampu menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Blitar.

“Dibangunnya RSUD Srengat ini, kita berharap masyarakat yang ada di wilayah Blitar Barat akan lebih mudah dan murah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tambah lagi karena sudah ada alat PCR, nantinnya bisa melayani pasien COVID-19 dengan cepat,” pungkas Rijanto.(zun/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan