HABARI.ID I Program pemulihan ekonomi daerah yang dijalankan Pemerintah Kota Gorontalo, tidak hanya memberikan dampak terhadap masyarakat umum selama di masa pandemi Covid-19.
Tetapi, program kegiatan yang menjadi prioritas Nasional itu, dilaksanakan Pemerintah Kota Gorontalo turut memberikan pengaruh positif terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM, usaha tekstil, bengkel dan lain sebagainya.
Dan salah satu progres pelaksanaan program pemulihan ekonomi daerah itu, seperti pemberian bantuan oleh Pemerintah Kota Gorontalo melalui Dinas Ketenagakerjaan, Koperasi dan UKM Kota Gorontalo, Senin (16/11/2020) kepada 87 wiraswasta.
Kepala Disnakerkop dan UKM Kota Gorontalo, Nixon Rahman jelaskan, penerima bantuan tersebut adalah wiraswasta produktif. Bahkan masing-masing mereka, telah lulus dari Lembaga Kerja Pelatihan atau LPK.
“Penerima bantuan ini diantaranya, membuat kue 25 orang, penjahit 17, bengkel motor 5 orang, penjual makanan 10 orang, bengkel las 5 orang, pencucian ac 5 orang, tata rias 5 orang, perbaikan 5 orang dan terakhir batako 5 orang,” jelas Nixon.
Mantan Kadis Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo ini paparkan lagi, dari data yang diperoleh Disnakerkop dan UKM Kota Gorontalo, jumlah angkatan kerja di Kota Gorontalo sebanyak 108.504.
Sedangkan pengangguran mencapai 6.850, sementara yang terdampak covid-19 757 orang dan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK sedikitnya 7 orang.
“Berbagai upaya tentunya sudah dilakukan Pemerintah Kota Gorontalo, tidak terkecuali menciptakan calon pekerja baru melalui LLK dan siap dipekerjakan di tempat kerja yang sudah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Gorontalo …”
“Dan penyerahan bantuan ini pula, adalah bagian dari upaya tersebut serta membantu pelaku usaha di tengah pandemi Covid-19,” terang Nixon.
Sementara itu Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha jelaskan, saat menyampaikan sambutan pada pembukaan kegiatan tersebut, bahwa persoalan ketenagakerjaan dari waktu ke waktu, masih akan terjadi pertumbuhan angkatan kerja.
Sementara di satu sisi daerah masih dilanda bencana non alam, dan terbatasnya kersempatan kerja yang tersedia. Meski demikian dirinya sangat bangga, karena sampai dengan saat ini masih ada yang bertahan.
“Yakni mereka yang gigih sebagai wirausaha mandiri, termasuk peserta yang lulus pelatihan kerja dan bisa memberikan peluang kerja bagi calon pekerja …”
“Lapangan kerja di sektor formal sampai dengan sekarang ini, mengalami penurunan penyerapan, bahkan pemutusan kerja …”
“Kondisi ini menjadi pendorong bagi sektor informal, untuk mengembangkan usahanya. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” pungkas Marten.(bnk/habari.id).