Pengantin Muda “Putar Otak” Demi Bertahan Hidup di Tengah Covid-19

oleh
Covid-19
Yuliana, atau akrab disapa Ana, saat menjahit orderannya.(f/bink).
banner 468x60

HABARI.ID I Wanita berhijab panjang itu terlihat gelisa pasca meninggalkan seluruh aktivitasnya, di tempat kelahirannya Sulawesi Tengah. Padahal dia baru saja menikah dengan seorang pemuda, asal Kota Gorontalo. Tingginya biaya hidup di Ibu Kota Provinsi Gorontalo, membuat dirinya tak tega melihat suaminya banting tulang mencari nafkah. Akhirya dia pun “memutar otak” demi bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Dia adalah Yuliana, wanita asal Sulawesi Tengah dan kini sudah berdomisili sebagai warga Kota Gorontalo, pasca menikah dengan Zulkifli Halid Senin (21/09/2020) lalu. Wanita yang akrab disapa Ana ini, memilih ikut suaminya karena profesi suaminya di Kota Gorontalo sebagai helper kampas di salah satu perusahaan.

Diusia pernikahan yang baru seumur jagung itu Ana dan Zulkifli sangat sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah Covid-19, meski upah yang diterima Zulkifli Rp 1,2 juta. Selama satu bulan sembilan hari masa krisis akibat virus corona itu, mereka jalani.

Zulkifli sang suami tetap menunaikan kewajibannya sebagai helper kampas, sementara Ana mengisi aktivitasnya di rumah dengan membantu berjualan gorengan milik Ibu Mertua.

Rutinitas itu tidak bertahan lama, Ana pun berpikiran menyisihkan sebagian penghasilan suaminya untuk pulang ke kampung halamannya, mengambil seluruh peralatan menjahitnya.

Hanya bermodalkan uang Rp 750 ribu pengantin muda ini bertolak ke Sulawesi Tengah, Rp 250 ribu buat ongkos dirinya pergi pulang dan sisanya Rp 500 biaya menyewa mobil truk kampas mengangkut tiga unit mesin jahit miliknya, dibawa dari Sulteng menuju Gorontalo.

Tepat awal Bulan November tiga unit mesin jahit juga bantuan Pemerintah Daerah setempat itu, sudah berada di rumah mertuanya di Kelurahan Dulomo Selatan Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo.

Pikirannya pun sudah sedikit legah. Selama tiga hari sejak Senin (02/11/2020) sampai dengan Rabu (04/11/2020) dia menyiapkan fasilitas mesin jahit miliknya. Mulai dari mengatur benang, menyiapkan jarum dan pedal mesin jahit baik yang manual dan menggunakan daya listrik.

Baru dua hari membuka tempat jahit pakaian, Ana sudah mendapatkan orderan yang begitu banyak dari salah satu instansi di Pemerintahan Kota Gorontalo, memesan 500 pics masker.

“Waktu itu saya beri harga rendah, karena pelanggan pertama saya. Jadi setiap pics saya beri harga Rp 5000, total uang saya terima saat itu Rp 2,5 juta,” ungkap Ana, Senin (30/11/2020).

Ternyata memang benar kata pepatah, dibalik kesuksesan suami ada sosok istri yang kuat dan salah satunya adalah Ana, yang tidak sia-sia memutar otak membantu perekonomian rumah tangganya.

Kini pasangan pengantin muda itu, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dari penghasilan upah bulana Zulkifli dan hasil menjahit Ana. Tetapi mereka ikut membantu mengembangkan dagangan orang tua mereka.

“Awal-awalnya memang terasa susah, karena semua serba pas-pasan. Jangakan untuk beli ini dan itu, untuk makan saja susah. Tapi Alhamdulillah, setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya kalau kita ingin berusaha …”

“Ini adalah pelajaran berharga bagi saya dengan suami di masa pandemi Covid-19. Hikmahnya adalah tentang kesabaran, ikhtiar dan ketekunan kita untuk melangkah lebih baik kedepan,” pungkasnya.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan