Akomodir Anak Putus Sekolah, PKK Kabgor Gagas Program Sekolah Pasar Insan Madani

oleh
banner 468x60

HABARI.ID, KABGOR | Lebih dari 20 anak sangat antusias mengikuti program sekolah pasar insan madani. Program yang digagas oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Gorontalo itu bertujuan untuk mengakomodir anak-anak putus sekolah, Kamis (13/07/2023).

Forry Armin Naway menjelaskan TP-PKK bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo menjalankan program sekolah pasar itu sangking banyaknya anak putus sekolah dan lebih memilih untuk bekerja di pasar. Sekolah non formal itu nantinya bakal setara layaknya pendidikan palet A, B dan C.

“Anak-anak ini tidak ada waktu untuk sekolah, mereka lebih memilih mambantu orang tua bekerja di pasar. Kami juga tidak memaksa pendidikan di area pasar ini untuk formal karena kami tidak ingin anak-anak juga merasa tertekan seperti belajar di sekolah pada umumnya,” jelas Forry.

Ketua TP-PKK Kabupaten Gorontalo itu menilai melalui sekolah pasar ini seiring dengan tingginya angka putus sekolah, angka kemiskinan dan meningkatnya kasus bunuh diri di Gorontalo. Sehingga TP-PKK tak ingin anak di Kabupaten Gorontalo tercemar dengan persoalan sosial.

“Sebelumnya saya sudah melakukan study banding duluan di Jakarta, di sana itu memang banyak juga anak yang putus sekolah lalu mendapat binaan. Kalau mereka bisa kenapa kami di Gorontalo tidak,” ungkapnya.

Sekolah non formal di area pasar tradisional itu memang sangat praktis untuk membagi waktu antara bekerja dan belajar demi menikmati pendidikan. Konsep itu tidak hanya akan dilakukan di pasar tradisional Limboto, ke depan sekolah di area pasar itu bakal berkesinambungan ke beberapa pasar lain di Kabupaten Gorontalo.

Sementara itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo membeberkan program TP-PKK harus benar-benar berkesinambungan dan berjalan ke pasar tradisional lain. Dengan begitu bisa membantu pemerintah menaikan taraf pendidikan di Kabupaten Gorontalo.

Mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu menganggap proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah formal, semua tempat bahkan bisa menjadi lokasi anak-anak bisa belajar, termasuk di pasar tradisional sekalipun.

“Karena prinsip sukses itu bukan harus orang di sekolah, bahkan sekolah di pasar seperti sekarang bisa meraih kesuksesan. Hak sukses itu milik kita semua, bisa saja anak-anak yang belajar di pasar saat ini kemudian hari menjadi kepala daerah, kita tidak pernah tahu nasib setiap orang,” kata Nelson. (dik/habari.id)

Baca berita kami lainnya di