Trotoar Kualitas Rendah Telan Korban Jiwa, Begini Reaksi Aktivis Antikorupsi

oleh
Trotoar Kualitas Rendah
banner 468x60

HABARI.ID, KOTA BLITAR I Peristiwa tewasnya Yuliani (49), warga Jalan Mayang Kota Blitar, menyisakan cerita lain. Yuliani yang tewas terperosok ke dalam gorong-gorong drainase, terindikasi ada kaitannya dengan kualitas trotoar yang rendah.

Ini mengundang reaksi Aktivis Antikorupsi, Mohammad Trijanto. Menurut Trijanto, ini adalah kejadian yang memprihatinkan yang berhubungan dengan kualitas pembangunan infrastruktur pemerintah.

Di kasus tersebut trotoar paving yang diinjak Yuliani tiba-tiba amblas. Membuat Yuliani tewas setelah jatuh ke dalam drainase yang sedang deras-derasnya akibat sedang hujan lebat yang mengguyur Kota Blitar. Yuliani sempat terseret hingga 100 meter dari titik jatuh.

Dalam pengamatannya dari foto-foto di lokasi korban jatuh, tidak terlihat kawat besi penguat sebagai pondasi trotoar di atas drainase. Serta ada sejumlah sampah terselip di bawah paving menjadi salah satu indikasi pembangunan yang asal-asalan.

“Saya belum menurunkan tim investigasi di bawah. Cuma kok tidak ada satupun besi menguatkan trotoar tersebut. Maka patut diduga pola pembangunan seperti itu tidak benar. Trotoar itu kualitasnya rendah,” ujar Trijanto saat ditemui Rabu (10/2/2021).

Trijanto menyerukan, Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar lebih serius dalam pengawasan pembangunan dan perawatan infrastruktur yang ada. Jangan sampai ada korban lagi akibat kurangnya pengawasan pada infrastruktur umum.

Sebagai contoh, bak kontrol drainase yang menganga berbulan-bulan tidak ada tutupnya, ini ada tepat dimana jasad Yuliani ditemukan pasca terseret arus. Kelalaian seperti ini, bisa saja mencelakai pejalan kaki terperosok, lantaran tidak perhatian dengan jalan yang dilewatinya ternyata berlubang.

“Jangan sampai hal serupa terulang lagi. Kami tidak segan-segan mendampingi warga yang jadi korban untuk menggugat Pemkot Blitar melalui jalur hukum,” tegas Trijanto yang juga Ketua Ormas Ratu Adil.

Dinas PUPR Turun Tangan

Sementara, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPR Kota Blitar, Joko Pratomo mengungkapkan, bahwa sebelum peristiwa nahas itu terjadi, tepatnya tanggal 1 Februari 2021, tidak jauh dari lokasi korban jatuh berjarak kurang lebih 3 meter ke utara, trotoar berpaving sudah ambrol lebih dulu.

Lantas pada tanggal 2 Februari 2021, petugas dari Dinas survei ke lokasi memastikan material paving yang berjatuhan tidak sampai menyumbat saluran drainase yang juga berfungsi sebagai irigasi persawahan di wilayah Kelurahan Turi.

“Kemudian tanggal 3 dan 4 kita bersihkan. Habis itu tampaknya bagus di luar yang jebol itu. Baru yang sebelah selatan kemarin, ada warga (korban) yang berdiri atau kira-kira gimana tiba-tiba ambles,” ceritanya.

Joko mengatakan, pihaknya sudah menutup lokasi paving yang ambrol lebih dulu. Hanya saja penutupan wilayahyang rawan cukup di lokasi yang ambrol saja. Tidak sampai di titik korban jatuh.

“Kalau yang jebol itu sudah kita kasih palang, meja-meja dan tali. Dia (korban) warga situ dan itu (trotoar depan rumah korban yang ambles) kan akses rumahnya,” ujarnya.

Tak Ada Kawat Penguat

Sedang kualitas trotoar yang buruk tanpa adanya kawat penguat, Joko pun membenarkan. Hanya saja dia tidak mengetahui persis kapan pembangunan trotoar berpaving dan rekanan yang membangun trotoar di Jalan Mawar itu.

“Teman saya satu ruangan sini yang terakhir masuk tahun 2000 an sampai sekarang tidak mengetahui ada pekerjaan ini. Memang sudah lama, yang kata orang, sudah sejak tahun 76 pembangunan saluran itu oleh warga sana secara swadaya …,”

“Kita biasa keliling ada kalau ada trotoar lubang tetap kita tangani, kita tutup, kalau ini kelihatannya bagus tiba-tiba ambrol kita tidak tahu,” paparnya.

Saat ini pun Dinas PUPR Kota Blitar langsung bertindak melakukan perbaikan trotoar sekitar hanya sepanjang 10 meter. Perbaikannya memang tidak di sepanjang Jalan Mawar. Karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.

“Kita gunakan dana darurat karena membutuhkan perbaikan cepat sekitar 10 meter. Tapi rencana kita tuntaskan dengan bersurat meminta persetujuan walikota. Kita juga police line semua trotoar agar warga lebih hati-hati,” pungkasnya. (rls/tos/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan