Perbatasan Gorontalo Dibuka Pukul 08.00-17.00 WITA

oleh
Gubernur tv one
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat menjadi narasumber salah satu tv nasional, Minggu (29/3/2020). Pihaknya menerapkan kebijakan isolasi terbatas untuk mencegah arus masuk orang dari luar daerah dan luar negeri ke Gorontalo.[foto_hms.pmprv]
banner 468x60

HABARI.ID I Penutupan akses masuk ke Gorontalo diperpanjang. Mulai Senin 30 Maret 2020, pintu perbatasan di seluruh Gorontalo hanya dibuka 9 jam. Yakni dari pukul 08.00 wita hingga pukul 17.00 Wita.

Sebelumnya, akses masuk dan keluar Gorontalo dibuka selama 12 jam. Dibuka pukul 06.00 WITA, dan kemudian ditutup pada pukul 18.00 WITA. Penutupan akses masuk dan keluar Gorontalo ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan Corona Virus Disease (Covid-19).

“Penutupan ini kami lakukan bertahap. Jadi besok waktu buka pintu perbatasan tinggal sembilan jam. Jika eskalasinya terus memburuk, kita akan tutup total akses masuk,” jelas Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Ahad (29/3/2020).

Menurut Rusli Habibie, Pemprov Gorontalo sedang mempertimbangkan penutupan semua akses ke Gorontalo. Mulai dari jalur darat, laut dan udara.

Langkah itu dilakukan secara bertahap. Termasuk menutup akses masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Gorontalo efektif mulai tanggal 31 Maret 2020.

“Pelarangan masuk WNA sudah dirapatkan kemarin, surat edarannya juga sudah ada. Mulai Selasa besok WNA tidak boleh lagi ada yang masuk. Mereka yang sudah di Gorontalo tidak boleh lagi keluar,” tegasnya.

Terkait imbauan warga Gorontalo di luar daerah untuk tidak pulang kampung, Gubernur Rusli menyebut sebagai upaya pencegahan. Perlu ada kesadaran bersama bahwa potensi penularan virus corona akan semakin besar jika warga di daerah yang sudah terpapar pulang ke Gorontalo.

“Hari ini kita buka ruang isolasi di Kampus I Badan Diklat, prioritasnya untuk TKI asal Gorontalo yang bekerja di luar negeri. Ada enam orang TKI dari Jepang yang kita isolasi di sana. Tidak menutup kemungkinan semua orang yang memaksa datang Gorontalo akan kita lakukan hal serupa,” tutur Rusli Habibie.

Orang yang di karantina di Badan Diklat tidak berarti positif virus corona. Mereka hanya diobservasi selama 14 hari untuk memastikan kondisinya sehat.

Pemprov Gorontalo juga meningkatkan kesiapsiagaan perbatasan dengan melakukan rapid test bagi setiap warga yang masuk Gorontalo.

Dimulai bagi penumpang yang datang melalui jalur udara di Bandara Djalaluddin Gorontalo. Alat deteksi dini itu diharapkan bisa segera mengetahui penumpang sudah terpapar virus atau tidak, meski butuh tes lanjut untuk memastikan keakuratannya.(rls/fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan