HABARI.ID I Pandemi COVID-19, ternyata tak memberi pengaruh pada tingkat partisipasi pemilih di Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020, 9 Desember lalu.
Partisipasi masyarakat pemilih di tiga wilayah kabupaten di provinsi Gorontalo yang menggelar Pilkada Serentak 2020; Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato, justru mengalami peningkatan.
Naiknya tingkat persentase partisipasi masyarakat pada Pilkada di tengah pandemi COVID-19 ini, tentu saja diluar dugaan sejumlah kalangan.
Banyak yang berasumsi bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada tahun ini akan merosot. Karena alasan pandemi, masyarakat akan lebih memilih untuk menetap di rumah dari pada harus antri menunggu giliran mencoblos. Sejumlah orang menganggap, antrian yang panjang di TPS, sama saja dengan kerumunan.
Berdasarkan data yang ada di KPU, persentase kenaikan tingkat partisipasi pemilih di tiga wilayah ini, lebih tinggi dari pada Pilkada periode sebelumnya.
Perbandingan persentase partisipasi masyarakat pemilih pada Pilkada tahun 2015 dan Pilkada Serentak 2020, dapat dilihat dari tabel berikut.
Data tersebut juga memperlihatkan kecenderungan bahwa masyarakat pemilih (Perempuan) lebih dominan atau lebih banyak yang menggunakan hak pilihnya dari pada Laki-Laki. Kecenderungan ini muncul pada dua periode Pilkada; tahun 2015 dan tahun 2020.
“Naiknya persentase tingkat partisipasi masyarakat pemilih, memang di luar perkiraan kita sebagai penyelenggara. Apa yang menjadi kekhawatiran orang-orang, terlebih soal akan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19, Alhamdulillah, tidak terjadi …,”
Kita (penyelenggara) setidaknya sudah mengantisipasinya melalui pengaturan dan skenario serta penerapan hal-hal teknis bisa mencegah penyebaran COVID-19 di TPS …,”
“Pengaturan jam kedatangan pemilih yang sudah tercantum dalam lembar undangan, menjadi faktor penting mencegah munculnya kerumunan di TPS,” kata Ketua KPU Kabupaten Gorontalo, Rasyid Sayiu.
Akurasi Coklit dan Peran Media Massa Digital
Coklit (pencocokan dan penelitian) oleh petugas lapangan, kata Rasyid, juga menjadi penyebab naiknya tingkat partisipasi masyarakat pemilih.
“Coklit, menjadi salah satu metode yang dapat mendata masyarakat pemilih secara akurat. Orang yang benar-benar sudah pindah, tak lagi masuk dalam daftar pemilih,” jelas Rasyid.
Peran media platform digital, termasuk media massa online yang gencar mempublikasi tahapan, informasi penting dan semua dinamika tentang Pilkada, juga menjadi faktor lain yang memberi pengaruh pada naiknya tingkat partisipasi.
“Masyarakat tahu semua yang terjadi di Pilkada, juga dari pemberitaan di media massa, terutama media yang berbasis online,” kata Rasyid.(fp/habari.id)