Memahami Pengaruh Budaya Terhadap Perspektif Masyarakat Tentang Kesehatan Mental

oleh
perspektif
Istimewa.
banner 468x60

HABARI.ID, KAMPUS I Budaya dan kesehatan mental merupakan dua hal yang saling berhubungan. Budaya berasal dari kata buddhayah yang memiliki makna sebagai sesuatu yang memiliki kaitan dengan akal manusia. Budaya bukan hanya tentang tarian tradisional atau lagu daerah saja. Budaya memiliki artian dan pemaknaan yang sangat luas. Budaya terbentuk dari suatu lingkungan dan juga dapat mempengaruhi lingkungan. Budaya dapat mempengaruhi perspektif masyarakat tempat budaya tersebut berkembang, salah satunya adalah tentang Kesehatan Mental.

Oleh: Maghfirah Nazelin Butolo, Alya Marhamah Putri W. Habibie, Bayu Kurnia, Sandy Malahika, Humaira Mokodompit, Teresia Hippy, Isniarty Gintulangi. (Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo).

Kesehatan mental menjadi salah satu kajian yang ada dalam ilmu kejiwaan yang telah dikenal sejak abad ke-19. Awalnya kesehatan mental hanya berfokus dan terbatas pada seseorang yang memiliki gangguan kejiwaan saja, bukan untuk semua orang pada umumnya. Tetapi dari waktu ke waktu pemahaman itu berganti sehinggga kesehatan mental bukan hanya tentang orang yang memiliki gangguan jiwa tapi juga untuk orang-orang yang sehat mental. Sehat mental sendiri berkaitan dengan bagaimana cara dari seorang individu mampu mengeksplor dirinya dan mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan tempat ia berada.

Dilansir buku Mental Hygiene, kesehatan mental memiliki kaitan dengan beberapa hal. Pertama adalah bagaimana cara seorang individu berpikin dan merasakan serta menjalani kehidupan mereka sehari-hari dalam kehidupan ini; kedua berkaitan dengan bagaimana cara pandang seorang individu atas dirinya sendiri dan orang lain; dan ketiga berhubungan dengan bagaimana seorang individu mengevaluasi setiap alternatif solusi yang ada dan bagaimana pengambilan keputusan terhadap apa yang sedang dihadapi (Yusuf 2011).

Daradjat (1988) berpendapat bahwa kesehatan mental merupakan suatu bentuk keharmonisan yang ada dalam kehidupan yang terwujud antara fungsi-fungsi dari jiwa, kemampuan seorang individu dalam menghadapi problematika yang terjadi, serta bisa merasakan kebahagiaan dan kemampuan yang dimiliki secara positif. Kesehatan mental adalah kondisi ketika seorang individu terlepas dari gejala-gejala gangguan mental yang ada.

Seorang individu yang sehat mental dapat menjalani hidup dengan lebih normal dibandingkan dengan yang memiliki gangguan mental. Hal ini karena ketika sehat mental, kemampuan kita dalam pengolahan stress akan semakin baik sehingga kita bisa lebih mudah menyesuaikan diri dan menyelesaikan permasalahan yang ada.

Kesehatan mental dari setiap orang tentunya berbeda dan terus berdinamika seiring dengan perkembangannya. Sebagai manusia setiap harinya kita selalu dihadapkan pada berbagai situasi yang mengharuskan kita untuk bisa menghadapi situasi tersebut dan mencari cara pemecahan dari berbagai situasi tersebut, akan tetapi terkadang tidak semua orang memiliki mental yang kuat untuk menghadapi berbagai situasi yang terjadi. Tentunya ini dapat menjadi hal-hal yang akan menimbulkan masalah-masalah kesehatan mental.

Berkaitan dengan budaya dan kesehatan mental, ketiga narasumber merupakan masyarakat yang berasal dari daerah dan suku yang berbeda-beda dan sekarang ini telah menetap di Gorontalo memiliki banyak persamaan persepsi mengenai kesehatan mental. Ketiga narasumber sepakat bahwa kesehatan mental merupakan hal penting dan serius sama halnya dengan kesehatan fisik, karena jika mental tidak sehat maka akan berdampak pada aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.

Ibu HA yang berasal dari Banggai dan ibu IG yang berasal dari Lolak memiliki pendapat yang sama bahwa kunci utama dalam mencapai mental yang sehat adalah diri sendiri. Dalam wawancara ibu HA menyatakan pendapatnya bahwa “Kesehatan mental itu bukan orang lain yang bertanggung jawab, tapi diri kita sendiri yang bertanggung jawab dan menyembuhkannya”.

Menurut Bapak IWJ yang berasal dari Bali, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting karena jika seorang individu sehat mental maka ia akan kuat untuk menghadapi segala cobaan yang terjadi dalam hidupnya. Dari penuturan para narasumber dalam wawancara, terdapat persamaan pendapat mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kesehatan mental seseorang terganggu, yaitu berkaitan dengan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial seperti tekanan dalam pekerjaan, broken home, ditinggal pasangan, tuntutan dari orang tua dan masalah rumah tangga lainnya.

Ibu HA berpendapat bahwa ketika kita mendapati orang yang memiliki masalah kesehatan mental, kita tidak bisa langsung memberikan judgement atau stigma buruk kepada orang tersebut. Menurutnya kita harus mendekati dan memberikan perhatian lebih kepada orang tersebut, terutama jika itu keluarga atau tetangga. Sama halnya dengan bapak IWJ yang mengatakan bahwa “jika ada keluarga atau teman saya yang mengalami masalah kesehatan mental, saya akan menjadi pendengar yang baik. Akan tetapi jika gejalanya sudah serius seperti melukai diri sendiri, saya akan menyarankan mereka untuk pergi ke professional seperti psikolog”.

Sedangkan ibu IG, ia bercerita bahwa pernah memiliki teman yang mengalami masalah kesehatan mental. Ibu IG menuturkan bahwa temannya tersebut sering diam dan menangis bahkan terkadang sering tertawa sendiri. Bukan tanpa sebab, masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh teman ibu IG dipicu karena masalah rumah tangga dan terlebih lagi ia tinggal sendirian karena suaminya berada di Kota yang berbeda. Ibu IG menyatakan bahwa ia dan yang lainnya terus mendampingi teman mereka itu sampai dia mendapatkan bantuan dari professional.

Untuk pencegahan terjadinya masalah kesehatan mental, ketiga narasumber memiliki pendapat yang sama yaitu lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan selalu berusaha untuk berpikir positif. Ibu HA mengatakan bahwa ia dan keluarga selalu berusaha untuk curhat ketika memiliki masalah agar bisa memikirkan solusi dari masalah tersebut bersama-sama.

Ibu IG menuturkan bahwa salah satu cara menjaga kesehatan mental pada keluarganya, mereka setiap akhir pekan akan jalan-jalan untuk quality time sekaligus healing menghilangkan rasa penat karena bekerja dari Senin sampai Jumat. Sedangkan menurut bapak IWJ, dalam pandangannya untuk pemulihan dan perawatan ada berbagai ritual budaya, salah satunya dengan melukat, yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Melukat merupakan suatu rangkaian upacara atau ritual yang dilakukan untuk pembersihan spiritual yakni pikiran dan jiwa manusia. Budaya ini sudah dilakukan umat Hindu turun temurun sejak dahulu sampai di zaman modern saat ini. Menurut Subagia (2020) Melukat diambil dari kata sulukat, su berarti baik dan lukat yang memiliki arti penyucian atau pembersihan. Upacara budaya ini biasanya akan dipimpin oleh toko adat setempat.

Meskipun melukat ini merupakan tradisi dari umat Hindu, namun ritual ini terbuka untuk siapa saja yang ingin mengikutinya. Pada melukat terdapat serangkaian proses seperti berdoa, meditasi dan mengambil air suci (Budiasih, 2017). Upacara atau ritual ini dipercaya dan bertujuan untuk membersihkan jiwa hal-hal yang bersifat negatif seperti mimpi buruk, kecemasan dan lainnya.

Dari hasil wawancara dapat kita lihat bahwa meskipun para narasumber memiliki latar belakang budaya yang berbeda, tetapi mereka memiliki perspektif yang cenderung sama mengenai kesehatan mental. Bagi para narasumber kesehatan mental merupakan hal yang penting sehingga kita semua harus menjaga kesehatan mental dan tidak memberikan judgement atau stigma buruk kepada individu lain yang memiliki masalah kesehatan mental.

Para narasumber juga memiliki cara yang berbeda untuk mencegah dan mengatasi terjadinya masalah kesehatan mental, yang dimana hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor budaya seperti salah satunya dengan melukat yang disebutkan oleh bapak IWJ dalam wawancara.(*).

Baca berita kami lainnya di