Melawat ke Desa Karangetan, Eduart: Saya Seperti Berada di Tanah Leluhur

oleh -49 Dilihat
oleh
Desa Karangetan
Eduart Wolok.[foto_hms.ung]
HABARI.ID, POHUWATO I Eduart Wolok benar-benar merasakan pengalaman yang berbeda begitu menginjakkan kaki di desa Karangetan, kecamatan Dengilo, kabupaten Pohuwato, Sabtu (18/07/2020). Dia merasa seperti sedang berada di tanah leluhur.

Eduart Wolok, Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), punya hubungan kekerabatan yang kuat dengan masyarakat desa Karangetan yang mayoritas berasal dari kepulauan Sangir Besar itu.

Demi melepas kerinduan pada suasana batin yang jarang dirasakannya, ia banyak bercengkerama dengan orang-orang yang ‘sedarah’. Ia berkisah tentang banyak hal.

banner 468x60
Berita Terkait: Tak Hanya Mampu Hadapi Kerentanan, Desa Tangguh Harus Bisa Kembangkan Potensi Kawasan

Tentang hubungan kekerabatan dan susur galur Gorontalo-Sangir, bercerita tentang Bapaknya yang pernah menjadi ketua Perhimpunan Keluarga Sangir Provinsi Gorontalo selama 7 tahun.

Sedikit dia bernostalgia, mulai dari bersenandung bersama lagu favorit sang Nenek, dan lebur bersama warga dalam tarian khas daerah Sangihe Talaud, tari Masamper.

Desa Karangetan
MELEBUR dalam keriangan tari Masamper dan nostalgia bersama warga desa Karangetan, Dengilo, Pohuwato.[foto_hms.ung]
“Separuh darah saya, Sangir …,” tutur Eduart Wolok, yang juga mewarisi darah Gorontalo dari sang Ibu.

Pada lawatannya di Karangetan, Eduart juga memboyong putra sulungnya. Ia ingin agar putranya, yang lama tinggal dan bersekolah di Jakarta, tahu akan leluhurnya.

“Senang saya ketika teman-teman menyampaikan pembentukan Desa Tangguh dimulai dari dua desa, desa Teratai dan desa Karangetan sebagai pilot project,” ungkap Eduart.

Kehadiran UNG di desa Karangetan, kata Eduart, adalah untuk men-support tata kelola desa, melakukan pendampingan desa menjadi Desa Tangguh.

Desa Karangetan, termasuk desa berkembang. Dan tentu kita berharap desa ini tidak berhenti di status desa berkembang. Tapi bisa bergerak menuju desa maju. Bahkan kalau memungkinkan bisa jadi desa mandiri,” ungkapnya.

Dan untuk mensupport ini, UNG sudah berkolaborasi dengan Pemda Pohuwato dan meminta support dari Kementerian Desa.(rls/fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di


Tinggalkan Balasan