Marrysa Tunjung Sari: Dari Kamera Android Sampai jadi Sampul Majalah Ternama

oleh
marrysa
Marrysa Tunjung Sari (Sasha), Profesional Fotografer.
banner 468x60

HABARI.ID I Dirinya menjadi salah satu dari sekian banyak fotografer profesional ternama di Tanah Air. Bahkan bisa dikatakan, fotografer profesional yang bisa mengendalikan jenis kamera termasuk kamera ponsel. 

Betapa tidak, dari kelihaiannya mengendalikan dan memanfaatkan seluruh fitur dan komponen di ponsel miliknya, hasil yang Ia peroleh dari beberapa jepretan kamera ponsel, salah satunya menjadi sampul majalah ternama yakni Linkers Citilink Inflight Magazine.

Ya benar, dia adalah Marrysa Tunjung Sari, fotografer profesional yang kualitas dan kuantitas jepretan kameranya diakui di Tanah Air sampai manca negara. 

Perempuan yang masa kecilnya besar di Makassar ini membagikan pengalamannya kepada peserta Bimtek Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui konten dan fotografi di Hotel Damhil, Gorontalo Kamis (09/03/2023).

Pengalaman hasil jepretan kamera ponsel yang menjadi sampul majalah ternama di tahun 2020 edisi DKI Jakarta itu, memang begitu singkat Ia alami.

Saat itu dirinya masih menjadi bagian dan memiliki posisi startegis, di Linkers Citilink Inflight Magazine.

Singkat cerita, tidak ada kesengajaan. Semua bermula saat dirinya resmi menjalani kontrak kerjasama dengan perusahaan produsen ponsel android asal tiongkok, untuk membuat cerita foto tentang Kota Tua dengan menggunakan salah satu produk perusahaan. 

“Tidak ada kesengajaan. Awalnya terjadi ketika saya dikontrak oleh perusahaan tersebut untuk membuat cerita foto tentang Kota Tua dengan menggunakan salah satu produk mereka ..,” 

“Pada saat hari pemotretan, langit jakarta sedang cerah biru dengan udara yang tidak terlalu lembab (humid.red) ..,” 

“Lalu ketika ada rapat redaksi, para petinggi di level direktur menyukai salah satu foto yang saya ajukan (foto Kota Tua Jakarta dengan ponsel.red). Ya sudahlah jadilah edisi itu menggunakan foto tersebut,” ungkapnya.

Ia katakan, tak ada khusus kenapa Ia menggunakan ponsel saat pengambilan gambar. 

“Tidak ada alasan khusus. Kebetulan ada tantangan untuk menggunakan kamera ponsel dengan harga pasaran di level entry ..,” 

“Saya sangat menyukai tantangan, oleh sebab itu saya terima tantangannya. Di sinilah membuktikan, pengguna di balik alat adalah segalanya ..,” 

“Apapun alat yang kita gunakan jika kita menguasai kemampuan teknis yang mumpuni, maka hasilnya pun akan maksimal,” terangnya.

“Tentunya menggunakan teknis komposisi. Pada kamera ponsel dasarnya tidak banyak pilihan fitur, yang bisa kita gunakan seperti halnya pada kamera,” timpalnya.  

Nah, saat ditanya bagaimana pendapat dan penilaian perusahaan, Ia hanya bisa mengucapkan terima kasih. 

“Wah kalau itu harus tanya ke mereka lebih obyektif. Sebenarnya bisa dilihat di sebuah acara bincang yang  diadakan oleh IPPA (Asosiasi) yang bertajuk MATA KLIEN, KATA KLIEN ..,” 

“Di sana VP Citilink Marcomm Harismawan Wahyudi yang memberikan testimonial tentang hasil kerja selama 6 tahun di Linkers sebagai Editor in Chief ..,”

“Namun, bisa disimpulkan sedikit saja bahwa klien saya bersedia untuk hadir di sebuah acara bincang untuk memberika testimonial baiknya ..,” 

“Itu saja saya mengucapkan terima kasih. Tentunya ada hal baik yang sudah saya lakukan selama bekerja di sana. Pastinya tidak semua pekerjaan itu lurus, adanya gelombang selama berproses adalah pembelajaran,” jelasnya.

Ia paparkan lagi, bahwa dirinya di Linkers selama enam tahun sejak Juni tahun 2014 silam sampai dengan Maret tahun 2020. 

“Sekitar enam tahun di linkers. Dan foto caver itu tahun 2020 edisi DKI Jakarta, foto sampul depan suasana kota tua yang diambil oleh ponsel ..,” 

“Untuk pemilihan sampul pada majalah Linkers (khususnya) ada rapat redaksi. Tentu foto yang dipilih sesuai dengan tema terbitan kami saat itu. Misalkan edisi DKI Jakarta, foto Kota Tua adalah tepat ..,” 

“Saya lupa, kalau tidak salah sekitar 15.000 ekslempar untuk semua armada pesawat Citilink, dan kebutuhan marketing perusahaan ..,”

“Tips dari saya, apa pun alat yang kita gunakan, yakinkan diri bahwa kemampuan pada kitalah yang membuat sebuah karya foto menjadi berarti ..,” 

“Gelap dan terang, tajam tidak tajam bisa dipikirkan oleh alat sementara cerita momen dan sudut pengambilan datangnya dari kita ..,” 

“Hanya perlu mempelajari dasar-dasar pengambilan foto, untuk bisa memaksimalkan alat apa pun yang kita gunakan,” tutupnya.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di