Meneguhkan Kemuliaan Guru, UNG dan PGRI Prakarsai Pedagogika Award

oleh
Guru
Pose bersama Ketua PGRI Provinsi Gorontalo, Dr. Eduart Wolok, ST, MT, bersama anggota DPR RI, dan unsur yang mewakili Polda Gorontalo dan Korem 133/Nani Wartabone, para Kepala Dinas Pendidikan pada acara Pedagogika Award yang digelar Sabtu (28/11/2020).[foto_istimewa]
banner 468x60
HABARI.ID I Tak hanya sekedar mendidik dari sisi akademik semata. Tapi guru juga mengajarkan siswanya agar memiliki perilaku baik. Dedikasi seorang guru sangatlah tinggi. Ini yang menjadi alasan mengapa mereka harus dihargai dan dimuliakan.

Pedagogika Awards, menurut Ketua PGRI Provinsi Gorontalo, Eduart Wolok, menjadi momentum yang luar biasa dalam rangka menegaskan dan meneguhkan tentang pentingnya memberikan mengapresiasi dan penghargaan kepada mereka yang berdedikasi.

“Ibu saya adalah seorang guru. Seorang guru, dia akan selalu mendahulukan siswanya, kepentingan sekolahnya dari kepentingan rumah tangganya …,”

“Puluhan tahun kita menyepakati slogan, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Terkadang slogan ini yang ‘menyebabkan’ kita sering melupakan keberadaan para pendidik kita…,”

Ketua PGRI Provinsi Gorontalo, Dr. Eduart Wolok, ST, MT

“Kegiatan ini menjadi sangat penting bagi kita untuk menegaskan dan meneguhkan dalam rangka menghargai dan mengapresiasi dan terlebih lagi menghormati para guru yang luar biasa,” ungkap Eduart Wolok, yang sedikit menceritakan tentang dinamika kehidupan para pendidik melalui pengalaman pribadinya, betapa jiwa seorang guru yang senantiasa mendahulukan kepentingan anak didiknya.

“Seorang guru kalau sudah berbuat, itu memang benar-benar dilakukan tanpa pamrih. Sehingga kalau kita lihat, tidak ada profesi yang bekerja setiap hari dari 7 sampai 3 sore baru mengajar, di daerah terpencil medan yang sulit, kemudian diberi insentif Rp 500 ribu, Rp. 700 Ribu, bahkan ada yang Rp. 200 Ribu perbulan. Dibayar 6 bulan sekali pula …,”

“Dan itu dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan pengorbanan,” ungkap Eduart, pada pembukaan Pedagogika Awards yang digelar, Sabtu (28/11/2020).

Pemerintah saat ini sudah mengeluarkan kebijakan, bahwa guru honorer dapat diangkat menjadi ASN melalui program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Untuk bisa diangkat menjadi ASN PPPK, ada kompetensi kapasitas yang harus dipenuhi. Disitulah tugas kita, insan pendidkan, mulai dari Dinas Pendidikan, FIP, dan UNG dan PGRI harus mendampingi saudara kita agar kapasitas dan kapabilitas memenuhi syarat agar menjadi ASN PPPK …,”

Memang slod-nya dibuka sampai 1 Juta. Tapi kalau yang lulus hanya 300 ribu maka hanya itu yang diangkat. Diberikan kesempatan untuk tes lagi. “Itu pentingnya kita mengembangkan kapasitas teman-teman kita,” katanya.

Eduart mengatakan, apresiasi terhadap dedikasi mereka tidak hanya sampai pada acara seremonial seperti ini.

“Kita harus implementasikan dalam program dan kegiatan yang dibutuhkan guru. Bangsa yang maju adalah bangsa yang tingkat pendidikannya baik …,”

“Dan tingkat pendidikan yang baik hanya bisa dicapai jika kapasitas para guru kita memenuhi standar agar pendidikan kita maju. Ini menjadi pemicu dan motivasi bahwa ada pihak-pihak yang masih menghargai atas dedikasi dan prestasi yang dicapai,” terang Eduart yang juga Rektor UNG.

Pedagogika Awards turut dihadiri anggota DPR RI Elnino Husein Mohi, Dirjen Dikdasmen Yaswardi melalui virtual meeting, Rektor IAIN Sultan Amai, unsur Polda Gorontalo, Danrem 133/Nani Wartabone, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Di Pedagogika Award ini FIP UNG yang bermitra dengan PGRI Provinsi Gorontalo, memberikan penghargaan kepada guru berprestasi, inspiratif dan berdedikasi tinggi.(rls/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan