Hardiknas Diundur 13 Mei, Ini Penjelasan Kepala Dinas Pendidikan

oleh
banner 468x60

HABARI.ID I Terkait diundurnya Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo Utara, Irwan Usman angkat bicara.

Kata Irwan, hari dari Peringatan Pendidikan Nasional tidak diubah, melainkan hanya diundur. Hal itu pun kata dia hanya berlaku untuk tahun 2022.

“Tidak diubah, tetapi hanya diundur saja, karena pada tanggal 2 Mei itu bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri,” jelasnya.

Hal itu menurutnya merujuk pada Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Ristek. Di dalam pedoman tersebut, tertuang waktu peringatan yang dianjurkan digelar pada tanggal 13 Mei 2022.

“Pada tahun-tahun berikutnya tetap pada tanggal 2 Mei sesuai dengan aturan yang berlaku,” jelas Irwan.

Sejarahnya, peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei merupakan tanggal yang diambil untuk menghargai jasa dari tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Ki Hadjar Dewantara pada masa sebelum kemerdekaan menjadi pahlawan yang secara masif memperjuangkan hak-hak pendidikan kaum pribumi.

Bapak Pendidikan Nasional ini lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Sebagai seorang berdarah ningrat, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

Pada Zaman Penjajahan Belanda, lewat kebijakan Politik Balas Budi, Pemerintah Belanda memberikan kebijakan bagi Indonesia yang kala itu masih Hindia Belanda. Di mana kebijakan itu berisi tentang, bantuan pengembangan irigasi, penyebaran penduduk lewat imigrasi, dan peningkatan SDM lokal lewat Edukasi.

Ki Hadjar Dewantara melihat hak pendidikan tidak merata, kaum pribumi tidak diberikan kesempatan yang sama seperti golongan ningrat lainnya. Hal itu membuat Dewantara keluar dari Stovia, sebuah sekolah buatan Belanda.

Ki Hadjar Dewantara kemudian memilih untuk bekerja sebagai wartawan pada beberapa surat kabar. Sebagai wartawan dia terkenal aktif menulis tentang diskriminasi pendidikan.

Semangat perlawanan terhadap ketidak adilan juga membuat Ki Hadjar Dewantara beserta dua rekannya diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Selepas dari pengasingan Ki Hadjar Dewantara membuat sebuah sekolah yang dikenal sebagi Tamansiswa. Dari sekolah ini juga semboyan ‘Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani’. (Wi/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan