GTPP Segera Lakukan Tracking Interaksi Pasien Positif Covid 19

oleh
tracking
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memimpin pertemuan sekaligus pembahasan rencana strategis analisa tracking interaksi penyebaran Covid 19 bersama unsur GTPP Provinsi Gorontalo, Sabtu (11/04/2020).[foto_istimewa]
banner 468x60
HABARI.ID I Redam penyebaran Covid 19, GTPP akan segera melakukan tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran) tentang sejauhmana interaksi pasien 01 dan 10 ODP yang terindikasi positif sesuai hasil pemeriksaan rapid testdengan masyarakat lainnya.

Tracking dan tracing, sangat penting dilakukan dalam menentukan parameter sebaran dan peta kawasan prioritas yang akan ditangani sesuai SOP untuk meredam penyebaran Covid 19.

Covid 19, merupakan penyakit yang mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya dengan cara saling bersentuhan (kontak fisik) dan menyebar melalui infeksi dengan berbagai cara; percikan dahak saat batuk dan bersin.

Baik pasien 01 terkonfirmasi positif Corona dan 10 orang yang baru dinyatakan positif melalui rapid test, pemerintah dan GTPP akan segera membuat peta kemungkinan persebaran Covid 19 ini melalui rekam jejak perjalanan serta interaksi.

Selepas melakukan rapat bersama GTPP Provinsi Gorontalo yang dipimpin langsung oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Sabtu (11/04/2020), Sekretaris GTPP Darda Daraba mengungkapkan, langkah tracking interaksi tersebut memang tak mudah, namun pihaknya akan terus berupaya demi menekan dampak yang lebih buruk dari penyebaran Covid 19.

“Inilah yang menjadi hambatan dan kendala besar kita, yaitu mengetahui sudah sampai mana interaksi pasien 01 dan yang lainnya ini di masyarakat,” jelas Darda Daraba.

Tapi dengan data analisis ini, akan lebih mengefektifkan upaya pengecekan. Rencananya dengan dasar analisis tracking ini, pemerintah akan melakukan pengecekan rapid test kepada masyarakat yang berada di zona yang telah dipetakan tersebut.

“Jadi, tadi waktu rapat kita petakan interaksi-interaksinya, dan persebarannya bagaimana. Dan kita sudah petakan. Dan itu bisa dijadikan dasar untuk melakukan penanganan lebih lanjut,” jelas Darda.

Meskipun demikian, Darda Daraba mengakui langkah tracking dan kesiapan rapid test untuk masyarakat memang belum bisa optimal. Mengingat rapid test yang ada, hanya berjumlah 2400 pcs.

Rapid test-nya kurang. Kami akan pesan sekitar 4 ribuan lebih lagi. Ini juga akan dibantu oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota sebab kita sudah instruksikan mereka untuk membeli rapid test juga,” jelas Darda Daraba.(dwi/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan