HABARI.ID I Sejak menjadi daerah otonom pada 19 tahun silam, banyak perubahan dan kemajuan yang dialami provinsi Gorontalo hingga tahun 2019 ini.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dari 64,3 poin naik menjadi 67,71. Demikian pula dengan persentase penduduk miskin yang terus menurun, dari 32,13 persen pada tahun 2002 menjadi 15,52 persen pada Maret 2019.
“Pertumbuhan ekonomi kita juga cukup tinggi sebesar 6,51 persen di tahun 2018 berada di atas rata-rata pertumbuhan Nasional yang hanya sebesar 5,17 persen. Pendapatan per-kapita per tahun juga meningkat, hingga mencapai 31,83 Juta Rupiah pada tahun 2018,” ungkap Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim.
Untuk capaian kinerja pembangunan provinsi Gorontalo selama tahun 2019, di antaranya Bantuan Pangan Non Tunai bagi 23 ribu jiwa, pembangunan Rumah Hunian Idaman Rakyat sebanyak 550 unit, serta pembangunan jalan provinsi sepanjang 16,43 kilometer.
Untuk sektor pertanian, pemerintah provinsi Gorontalo menyalurkan bantuan benih jagung sebanyak 75 ribu kilogram dan benih padi sebanyak 675 ribu kilogram.
Pemerintah Gorontalo juga menerima sejumlah penghargaan dari Pemerintah Pusat, di antaranya penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian 6 kali berturut-turut dalam pengelolaan keuangan daerah dari Presiden RI, penghargaan Karya Bakti Pramuka, penghargaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan masih banyak lagi penghargaan lainnya yang ditorehkan selama tahun 2019.
“Berbagai keberhasilan pembangunan telah kita raih. Meski demikian, tantangan dan pekerjaan rumah kita juga masih cukup banyak. Mari kita bergandengan tangan saling bahu membahu untuk mewujudkan Gorontalo yang unggul, maju dan sejahtera,” kata Idris.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Sofyan Puhi mengatakan, peringatan HUT Provinsi Gorontalo diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa HUT Provinsi Gorontalo sebagai daerah otonom dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah tanggal 5 Desember.
Peringatan HUT ke-19 Provinsi Gorontalo merupakan wahana retrospektif, introspektif dan prosfektif. Ketiga hal itu, kata Sofyan, merupakan upaya untuk menengok masa lalu sebagai mata rantai sejarah yang sangat bernilai dan menjadi penuntun dalam menapaki masa depan …
Serta sebagai sarana mawas diri untuk terus berusaha dan berupaya merancang sebuah masa depan berdasarkan realita dan dinamika kekinian tanpa melupakan nilai peristiwa bersejarah di masa lalu.
“Peringatan HUT ini bukan hanya sekedar mengenang dan berbagi cerita. Juga bukan pula sekedar euforia dan kegiatan seremonial belaka. Tetapi sebagai wahana retrospektif, introspektif dan prospektif untuk membangun Gorontalo yang unggul, maju dan sejahtera,” kata Sofyan Puhi.(fp/habari.id)