Evaluasi PSBB dan Analisa Epidemiologi: Angka Reproduksi Covid-19 Harus Ditekan

oleh
Analisa Epidemiologi: Menekan Laju Reproduksi Covid-19
Rektor UNG, Eduart Wolok (paling kanan) saat mempresentasikan gambaran epidemiologi Covid-19 pada virtual meeting yang dipimpin Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, Minggu (17/05/2020).[foto_hms.ung]
banner 468x60
HABARI.ID I Pendekatan epidemiologi yang digunakan bisa mendeskripsi karakateristik penyebaran virus Corona, termasuk mengestimasi pergerakan angka reproduksi kasus Covid-19 yang muncul.

Pada titik ini, perguruan tinggi (akademisi) memiliki peran yang sangat penting. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dengan segenap potensi yang dimilikinya, memformulasikan pendekatan epidemiologi berdasarkan pada beberapa analisa.

Pendekatan epidemiologi menjadi instrumen penting dalam penanganan wabah Covid-19, terutama untuk mengenali sifat, penyebab, pengendalian dan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi penyakit menular.

Pada akhirnya, data-data yang muncul dari pendekatan epidemiologi yang digunakan, bisa dijadikan acuan untuk mereduksi atau menekan angka reproduksi Covid-19 (yang selanjutnya disebut sebagai reproduksi dasar (Rο)), melalui pola tindak penanganan wabah Corona yang lebih komprehensif dan terarah.

Angka reproduksi dasar didefinisikan sebagai jumlah kasus yang dihasilkan oleh satu kasus secara rata-rata selama periode tertentu dalam populasi yang tidak terinfeksi.

Pada evaluasi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang digelar Minggu (17/05/2020), Rektor UNG Eduart Wolok mengungkap gambaran epidemiologi kasus Covid-19 di provinsi Gorontalo.

Analisa Epidemiologi: Menekan Laju Reproduksi Covid-19Dalam presentasinya, Eduart selaku ketua tim evaluasi PSBB, mengungkap estimasi reproduksi dasar (Rο) dan penurunan reproduksi (Rt) berdasarkan kasus terkonfirmasi dalam periode tertentu.

Berita Terkait: Sepakat PSBB Diperpanjang, Kepala Daerah Usulkan Relaksasi

Sebelum PSBB, Reproduksi Dasar di Provinsi Gorontalo berada pada angka 2,73 dan turun menjadi 2,12 di fase akhir PSBB. “Kesembuhan memang ada. Tapi penularannya masih cepat dan eksponensial,” kata Ketua Covid-19 Crisis Center UNG ini.

Indikator penurunan reproduksi (Rt) ini, sekaligus bisa dijadikan parameter untuk menakar tingkat keberhasilan kebijakan intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menekan perebakan Covid-19, termasuk penerapan PSBB.

Sebelumnya, Eduart juga mengungkap analisis jejaring kontak berdasarkan cluster, dan analisis kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan karakteristik persebaran berdasarkan jenis kasus baru yang muncul dalam periode waktu tertentu. Selama masa PSBB, kasus yang berdiri sendiri, jumlahnya lebih sedikit dan kasus yang terkait/berhubungan dengan cluster/kasus sebelumnya lebih tinggi.

Analisa Epidemiologi: Menekan Laju Reproduksi Covid-19

Analisa Epidemiologi: Menekan Laju Reproduksi Covid-19

 

 

Pada bagian terakhir presentasi, Rektor UNG mengungkap beberapa point penting sebagai kesimpulan dan rekomendasi dari analisa epidemiologi yang pada akhirnya bisa menekan reproduksi dasar Covid-19.

Analisa Epidemiologi: Menekan Laju Reproduksi Covid-19

Pada bagian terakhir presentasi, Rektor UNG mengungkap beberapa point penting sebagai kesimpulan dan rekomendasi dari analisa epidemiologi yang pada akhirnya akan bisa menekan dan mengecilkan angka reproduksi dasar Covid-19.(fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan