HABARI.ID I Rentetan peristiwa yang datang beruntun mendera Hamim Pou, dinilai menjadi bagian dari upaya sistematis untuk ‘menjegal’ dan ‘mematikan peran’ serta dominasi Hamim di Partai Nasdem.
Publik menilai, beberapa peristiwa politik dianggap terlalu janggal, karena terjadi dalam rentang waktu yang tidak begitu lama. Mulai dari pemindahan markas Nasdem, keluarnya Surat Keputusan yang dijadikan dasar untuk mengganti Hamim dari posisi sebagai Ketua DPW Partai Nasdem, hingga turunnya keputusan final bahwa Hamim maju sebagai anggota DPR RI tidak dari daerah pemilihan Gorontalo melainkan dari Dapil Sulawesi Utara.
Seperti ada skenario yang memang disiapkan sedemikian rupa untuk ‘menenggelamkan’ pamor Bupati Bone Bolango 2 periode itu. Logika sederhananya, Hamim itu basis massanya ada di Bone Bolango dan sekitarnya. Kok bisa Nasdem kemudian memutuskan Hamim maju ke DPR RI dari Dapil Sulut?!.
Soal Hamim yang maju dari Dapil Sulut ini, memunculkan beragam persepsi di publik. Termasuk ada yang berpersepsi bahwa ini adalah bentuk ‘ketakutan’ orang-orang di internal Nasdem; jangan sampai perolehan suara Hamim bisa melampaui perolehan suara beberapa tokoh yang dijagokan Nasdem yang maju dari Dapil Gorontalo. Hamim seperti dipaksa untuk menelan pil pahit. Pil yang pahitnya akan terasa dalam rentang waktu yang panjang!.
Ada juga pendapat, Hamim sebenarnya menjadi ‘aset’ Nasdem yang suatu saat kelak bisa diandalkan untuk membangun Gorontalo ke depan. Selama 2 periode (lebih) menjadi Bupati, Hamim mampu memperlihatkan perubahan besar di Bone Bolango dalam banyak hal.
Alyun: Itu Tidak Benar, Cuma Isu!
“Itu cuma pendapat orang-orang. Adanya upaya sistematis, itu hanya isu saja. Tapi, terima kasih, kalian sudah membuat ini menjadi terbuka dan lebih objektif,” kata Alyun Hippy, membantah soalnya ada upaya sistematis untuk mematikan peran dan eksistensi Hamim di Nasdem.
Pentolan Nasdem ini mengungkapkan, situasi ini sudah dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik Partai Nasdem untuk memukul citra dan popularitas Nasdem.
“Mereka (lawan politik, red) mengemas ini dengan sedemikian rupa supaya di mata masyarakat ada keretakan antara hubungan Hamim dengan Rahmat Gobel, Hamim dengan Partai Nasdem,” kata Alyun.
Alyun menerangkan, hal yang tidak mungkin Rahmat Gobel melakukan itu kepada sauradanya sendiri. “Hamim dan Rahmat punya hubungan darah dan kekerabatan yang kuat,” katanya.
Soal pemindahan kantor DPW Nasdem, kata Alyun, dilakukan Nasdem karena tempat sebelumnya berada di lokasi yang kurang strategis. “Lokasi sebelumnya tidak strategis karena berada agak ke dalam, dan bukan di jalan protokol. kalau dibandingkan dengan kantor DPW Nasdem di daerah lainnya, semuanya ada di jalan Protokol,” jelas Alyun.
Nasdem Gorontalo, kata Alyun lagi, sudah diinstruksikan oleh Ketum Nasdem, Surya Paloh, untuk melakukan pembenahan. “Tadinya, Rahmat Gobel mau bangun kantor sendiri, di Tanggikiki di lahan miliknya…,”
“Cuma karena Ketum Nasdem mau datang ke Gorontalo untuk menghadiri kegiatan pembekalan Caleg. Kantor yang sebelumnya, dianggap tidak memadai lagi sehingganya harus ada kantor baru,” kata Alyun.
Terkait dengan keberadaan Hamim yang maju ke DPR RI dari Dapil Sulut, Alyun menjelaskan, Hamim yang pernah berkiprah di Sulawesi Utara, punya citra yang positif.
“Selain banyak jejaring, kawan-kawan Hamim juga ada yang sudah jadi Bupati di wilayah Sulawesi Utara. Ini tentu saja akan menguatkan yang maju di Dapil Sulut,” katanya.
Menurut Alyun, Hamim masuk dalam skema target 100 kursi DPR RI dari wilayah Sulawesi. “Oleh DPP, Rahmat Gobel ditetapkan sebagai Komando Teritorial Sulawesi. Rahmat diinstruksikan untuk menaikkan minimal 10% perolehan kursi Nasdem pada pemilih 2024. Dan Hamim menerima instruksi DPP itu dan maju dari Dapil Sulut,” kata Alyun.(fp/habari.id)