Wagub : Bahan Pangan Masih Pengaruhi Inflasi Gorontalo

oleh
Bahan.
Wagub Gorontalo, Idris Rahim saat meninjau kebun pengembangan varietas cabai rawit di Desa Tunggulo, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Rabu (18/11/2020).
banner 468x60
HABARI.ID I Tahun 2017 hingga 2020, kelompok bahan pangan masih mempengaruhi inflasi di Provinsi Gorontalo.

Dari beberapa komoditi, cabai rawit menjadi komoditi yang memberi andil besar terhadap tingkat inflasi di Provinsi Gorontalo.

Demikian penyampaian Wagub Gorontalo, Idris Rahim saat meninjau kebun pengembangan varietas cabai rawit di Desa Tunggulo, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Rabu (18/11/2020).

“Selama tiga tahun terakhir inflasi Gorontalo sangat dipengaruhi oleh bahan pangan, khususnya komoditas cabai rawit,” kata Wagub.

Pemprov tidak tinggal diam untuk mengendalikan tingkat inflasi bahan pangan khususnya cabai rawit.

Menggandeng Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo dan seluruh instansi terkait, Pemprov telah melaksanakan sejumlah program.

Diantaranya mengembangkan dan memproduksi benih cabai rawit lokal Malita, pembangunan green house cabai rawit dengan laboratorium pembiakan MA-11, serta program Gerakan Tanam Cabai.

“Inovasi dan terobosan harus terus kita lakukan untuk memenuhi permintaan dan konsumsi cabai rawit yang cukup tinggi oleh masyarakat Gorontalo,” kata Idris Rahim.

Idris menambahkan, selain mengembangkan varietas cabai rawit lokal, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo juga membuat perjanjian kerja sama yang melibatkan tiga provinsi, yakni Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.

Kerja sama tersebut merupakan upaya dalam menjaga ketersediaan pasokan komoditi bahan pangan khususnya cabai rawit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Di Gorontalo dari 103,82 pada September 2020 menjadi 103,95 pada bulan Oktober 2020. Kenaikan IHK tersebut menyebabkan inflasi sebesar 0,13 persen.

“Kita menggunakan strategi 4K dalam mengendalikan tekanan inflasi, yaitu Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, Keterjangkauan harga, serta Komunikasi yang efektif,” tandas Idris.(fp/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan