HABARI.ID I Polres Gorontalo akan mendalami kemungkinan adanya orang lain yang menjadi “otak” dibalik rencana dan skenario unjuk rasa yang berakhir dengan diperiksanya oknum mahasiswa berinisial TY, Sabtu (19/10/2019), karena dinilai sudah ada unsur-unsur pemerasan.
Dugaan pemerasan ini terungkap dari pembicaraan melalui telepon maupun chatting-an antara TY dengan salah satu perwira di Polres Gorontalo terkait rencana aksi yang akan dilakukan mahasiswa.
“Berawal dari pembicaraan telepon dan chatting. Oknum mahasiswa yang sudah kami larang demo (unjuk rasa) itu, meminta uang senilai Rp. 5 juta. Jika itu tidak diberikan, yang bersangkutan tetap akan demo,” kata Kapolres Gorontalo, AKBP Dafcoriza, SIK, M.Sc.
Kemerdekaan menyatakan pendapat, jelas Dafcoriza, memang diatur UU Nomor 9 tahun 1998. Namun, harus sesuai prosedurnya.
Tidak melakukan unjuk rasa di hari libur dan telah melakukan pemberitahuan selambat-lambatnya tiga hari sebelumnya. “Mereka baru memberitahukan kemarin (Jum’at 18/10/2019),” kata Kapolres.
AKBP Dafcoriza menyampaikan bahwa pihaknya tetap akan mendalami hal ini berdasarkan keterangan yang sudah disampaikan TY. “Kita tetap akan melakukan pendalaman,” tegasnya.(tim/habari.id)