HABARI.ID I Adanya kemungkinan pandemi Covid-19 bisa memberi efek pada meningkatnya persentase Golput (golongan putih) dan menurunnya angka parsipasi pada Pilkada Serentak 9 Desember 2020, menjadi hal serius yang perlu diantisipasi KPU sebagai penyelenggara.
Pandemi Covid 19 akan menciptakan anomali atas keinginan partisipasi masyarakat dalam memberikan hak suaranya.
Ketua KPU Kabupaten Gorontalo Rayid Sayiu, tidak menepis adanya kemungkinan itu. Bisa jadi, karena alasan menghindari penularan virus Corona, keinginan masyarakat pemilih untuk mendatangi TPS bisa menurun.
Meski begitu, KPU Kabupaten Gorontalo sudah menyiapkan strategi untuk mengecilkan presentase Golput, termasuk melakukan sosialisasi secara masif.
“Target KPU RI itu 77,5 persen untuk partispasi pemilih tahun ini. Sehingganya, kita siapkan langkah-langkah khusus dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada, seperti menggenjot sosialisasi lewat melalui komunikasi yang intens dengan para anggota PPS,” ungkap Rasyid.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sosialisasi tatap muka ditiadakan.Tapi KPU menemukan cara alternatif yang dianggap efektif dalam meneruskan berbagai informasi penting tentang penyelenggaraan Pilkada.
Melalui informasi Pilkada yang tersebar secara luas, kata Rasid, tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya Pilkada, akan bisa menekan persentase Golput.
Sosialisasi virtual menjadi cara terbaik dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat menyangkut perkembangan kesiapan Pemilu dan juga sosialisasi tentang pentingnya partisipasi masyarakat pada Pilkada Serentak 2020 yang sempat ditunda karena pandemi Covid-19.
“Kami sudah meminta PPK agar punya akun minimal 500 pertemanan setiap kecamatan, dan PPS minimal 200 orang …,”
“Dengan cara itu, ketika kita menyebarkan sosialisasi lewat media sosial harapan kita dapat dishare dan ini diharapkan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ini menjadi salah satu cara untuk menekan persentase Golput,” jelas Rasyid.
Kelusuan ekonomi selama pandemi Covid-19, juga bisa menjadi alasan lain yang dapat memicu minimnya partisipasi masyarakat.
Berakhirnya pembatasan sosial, masyarakat akan disibukkan dengan aktifitas ekonomi demi mengembalikan pendapatan yang sempat menyusut drastis selama pandemi.
“Kita berharap hal-hal tersebut tidak akan mempengaruhi animo masyarakat untuk datang ke TPS, meski ada pemikiran seperti itu di masyarakat …,”
“Untuk alasan kekhawatiran soal penularan virus Corona, sudah kita antisipasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di TPS,” kata Rasyid.
Rasyid menjelaskan KPU sudah mempersiapkan penerapan protokol kesehatan sebaik dan seketat mungkin. Ini dilakukan untuk demi memastikan setiap pemilih aman dari penularan virus Corona.
Dari apa yang akan dilakukan KPU ini, ia optimis bahkan menargetkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada nanti akan lebih tinggi dibandingkan tingkat partisipasi pada pemilihan Pileg dan Pilpres kemarin. Ia menargetkan partisipasi masyarakat bisa lebih dari 80 persen.
“Ada standar-standar penanganan yang kita siapkan. Semua kondisi yang memungkinkan terjadinya penurunan angka partisipasi atau meningkatnya persentase Golput, menjadi tantangan KPU saat ini. Dan untuk mencegah itu terjadi, tentu saja, butuh peran semua pihak,” kata Rasid.
Soal kemungkinan naiknya persentase Golput ini dan strategi yang disiapkan KPU untuk menaikkan angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada, juga dikomentari oleh Ketua KPU Bone Bolango, Adnan Berahim.
Adnan mengatakan, KPU akan lebih meningkatkan intensitas dan volume kegiatan sosialisasi baik secara langsung maupun melalui pemanfaatan media.
“Hal paling utama yang jugar harus dilakukan oleh KPU adalah memastikan masyarakat yang punya hak pilih, terdaftar sebagai pemilih, dan harus valid,” kata Adnan.
Dari daftar pemilih yang valid tersebut, kata Adnan, KPU lalu akan memetakan sasaran dan target sosialisasi.
“Berdasarkan daftar pemilih yang valid itu, partisipasi masyarakat dalam Pilkada bisa digenjot, atau minimal bisa dipertahankan seperti Pemilu 2019 dan meredam kemungkinan naiknya persentase Golput,” kata Adnan.
Memang ada banyak tantangan yang dihadapi pada penyelenggaraan Pilkada di tengah masa pandemi Covid-19 ini. Tapi tantangan ini harus bisa dihadapi bersama. Semua unsur harus terlibat.
Terlibat dalam menyiapkan semua perangkat yang dibutuhkan agar penyelenggaraan Pilkada benar-benar memberi rasa aman bagi masyarakat.
Persentase Golput harus bisa dicegah, partisipasi masyarakat harus dinaikkan di tiga wilayah yang menyelenggarakan Pilkada; kabupaten Gorontalo, Bone Bolango dan kabupaten Pohuwato.
Baik Rasid maupun Adnan, tetap mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2020 yang akan diselenggarakan pada 9 Desember nanti.
Pilkada tidak hanya sekedar memilih menentukan pemimpin untuk periode 5 tahun selanjutnya. Tapi Pilkada juga menentukan masa depan. Penyelenggaraan Pilkada yang berkualitas, kelak akan menjadi cerminan kualitas demokrasi.(dwi/fp/habari.id)