Petani Kelapa Bisa Langsung Bermitra dengan Industri, Tengkulak Bakal “Gigit Jari”

oleh
Agus Wahyudi selaku Staf Ahli Direktorat Jendral Pertanian dan Perkebunan didampingi oleh Rahmat Pomalingo Kadis Pertanian Kabupaten Gorontalo saat diwawancarai.[foto_dwi]
banner 468x60

HABARI.ID I Produktifitas perkebunan kelapa di Gorontalo, sangat tinggi. Tapi masih banyak petani kelapa yang belum bisa merasakan dampak ekonomisnya. Tingkat kesejahteraan petani kelapa yang masih rendah ini, disinyalir karena perilaku tengkulak nakal yang mempermainkan sistem pasar.

Menyikapi ini, Dirjen Pertanian dan Perkebunan RI bersama Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo rancang kerjasama satu pintu antara petani kelapa dan dunia industri.

Staf ahli Dirjen Pertanian dan Perkebunan RI, Agus Wahyudi, memandang perlu adanya peningkatan pendapatan petani kelapa secara adil.

Baca Juga: Mendongkrak Produktifivitas Kelapa

Sebab menurutnya turunnya produktifitas kelapa bermula dari kurangnya minat pengelolaan kelapa. Hilangnya minat ini tak lain sebagai implikasi dari keuntungan yang rendah yang didapatkan.

“Kita petakan kelompoknya, dan juga ada Brigade perawatan dan panen kelapa, untuk mengatur dan membentuk alur transaksi kelapa yang lebih menguntungkan petani,” jelas Agus Wahyudi.

Agus menjelaskan, penetapan harga yang tak sesuai harga jual, sering membuat petani kelapa tak puas dan kurang sejahtera.

Perbandingan harga yang dibayarkan kepada petani, tak sesuai dengan harga kelapa yang ada di Industri. Tindakan tersebut dilakukan oleh oknum tengkulak yang ingin mendapatkan keuntungan lebih.

“Diambil dari petani 300 rupiah, di jual ke Perusahaan 1500 rupiah. Jelas besar sekali selisihnya. Makanya harus diatur …,”

“Para petani dan Perusahaan sering terganggu dengan aktivitas nakal ini, petani dirugikan, sementara di sisi lain, perusahaan sulit mendapatkan stock,” ungkap Agus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Rahmat Pomalingo menjelaskan, meski sudah dibentuknya Brigade Petani Kelapa untuk bisa langsung bermitra dengan perusahaan, pihaknya tidak serta merta membiarkan kelompok suplier hilang.

“Meski nanti petani sudah bisa berkoordinasi langsung dengan perusahaan, kita juga akan tetap mempergunakan suplier,” jelas Rahmat.

Dirinya berharap, kemitraan langsung ini akan memberikan dampak kesejahteraan terhadap para petani kelapa.

Langkah ini menurutnya bertujuan untuk menekan kerugian petani akibat permainan para tengkulak, serta memberikan kesempatan kepada petani untuk mengenal sistem di industri dan meningkatkan kualitas dan produktifitas kelapa.(dwi/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan