HABARI.ID I Sambil duduk di lantai dan menyandarkan tubuh rentahnya di tembok ruang tunggu Puskesmas Molingkapoto, Ia sabar menunggu panggilan. Ia duduk di lantai, bukan karena tidak dilayani petugas. Tetapi mencari posisi nyaman pasca hampir 1 jam duduk di kursi tunggu, bersama warga lain. Di usianya sudah 71 tahun, membuat tubuhnya pegal duduk terlalu lama di kursi.
Dia adalah Oma Arlin Lakoro, satu dari sembilan lansia pada Jumat (02/07/2021) datang di Puskesmas Molingkapoto, Kecamatan Kwandang untuk divakasinasi agar tetap sehat jauh dari pandemi Covid-19.
Proses vaksinasi tidaklah berjalan mudah baginya. Oma Arlin harus bergelut dengan antrian panjang. Bahkan siang itu, bukan giliran lansian melainkan jadwal ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, untuk divaksinasi. Meski demikian, keadaan itu tak menyurutkan niat lansia ini untuk divaksin.
Kehadiran Oma Arlin di Puskesmas Molingkapoto, bukan pertama kali. Tiga hari sebelum nenek berdomisili di Desa Pontolo Atas itu, sudah pernah datang dengan niat yang sama.
Namun, akibat tekanan darah dan kadar gula darah yang tak normal, Ia belum diperbolehkan menjalani vaksinasi. “Mereka suru saya pulang waktu itu, dan dikasih obat biar tekanan darah sama gulanya normal,” ucapnya.
Dua jam pun berlalu, akhirnya namanya dipanggil dari pengeras suara oleh petugas kesehatan. Tanpa ragu Ia berjalan dan masuk di ruangan pengecekan kesehatan.
Sayang, hasilnya masih tidak memuaskan. Kondisi tekanan darah dan kadar gula darahnya masih belum normal. Ia tak putus asah, tetap berserah diri dan bukan pasrah, kembali pulang ke rumah memulihkan tekanan darah dan kadar gula darahnya.
Lansia Melawan Hoax Vaksinasi
Usianya memang tidak mudah lagi, tetapi daya ingat dan caranya berpikir bisa dikatakan lebih dari mereka yang masih muda. Pasalnya, di tengah banyaknya orang menolak dan lebih percaya Hoax atas vaksinasi, Ia tetap teguh pada pendirian dan pemikiran yang positif.
“Banyak orang cerita, vaksin bisa membuat mati. Tapi saya berpikir, sangat tidak mungkin pemerintah membunuh masyarakatnya, jadi saya tidak percaya ..,”
“Kalau bicara mati, itu sudah menjadi janji Allah. Semua orang pasti akan dipertemukan dengan kematian, entah dalam keadaan baik atau buruk,” ungkap Oma Arlin.
Ia ceritakan, selama hidup dengan usia lanjut Ia bekerja untuk menghidupi diri sendiri, tak pernah memilih pekerjaan yang penting halal.
“Masih diberikan kesehatan saja, saya sudah bersyukur. Apa saja saya kerjakan, yang penting halal. Kadang saya bantu-bantu di kebun orang, atau bantu-bantu di rumah warga. Kalau tidak divaksin, saya bisa terpapar covid,” terangnya.
Semangat yang Ia miliki untuk tetap menjalani vaksinasi, ternyata memberikan motivasi bagi warga lain yang sebelumnya tak ingin divaksin.
“Saya tidak takut Covid-19, karena hidup dan mati Allah yang atur. Tetapi Covid-19 ini berbahaya, jadi harus dijaga diri kita supaya tidak sakit ..,”
“Vaksin ini memberikan manfaat lebih untuk warga, selain kesehatan dijamin, masyarakat yang kurang mampu seperti saya, diberikan bantuan sembako. Syukur Alhamdulillah,” ucapnya.
Ia berharap, kehadiran vaksinasi bisa menjadi harapan baru bangkitnya ekonomi di tengah wabah covid-19. Sehingga masyarakat bisa melanjutkan hidup seperti biasa berkumpul bersama anak-anak tercinta.
Dari data Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Gorontalo Utara setidaknya baru 9 persen lansia, yang sudah divaksinasi. Angka ini sangat jauh dari harapan dan target Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara.
Kondisi kesehatan dan rekam jejak penyakit yang diderita para lansia, menjadi alasan utama lambatnya pemberian vaksin pada masyarakat lanjut usia tersebut.(wi/habari.id).