Perempuan Tangguh Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19

oleh
perempuan
Habari.Id.
banner 468x60

HABARI.ID, KOTA GORONTALO I Suara bising ketukan besi itu setiap hari terdengar dari gubuk kecil di tengah permukiman warga Kelurahan Padebuolo, Kecamatan Kota Timur. Ketukannya bergantian dan berirama, seakan seseorang tengah membuat sesuatu. Rupanya suara bising itu berasal dari ketukan palu pekerja Pandai Besi, dipukulkan berulang-ulang kali ke besi, yang siap dijadikan karya kerajinan tangan.

Menariknya proses pembuatan Pandai Besi, atau akrab dikenal dengan sebutan Podupa oleh warga Padebuolo ini, bukan dilakukan oleh laki-laki. Tetapi, pekerjanya dari kalangan perempuan berjumlah tiga orang.

Mereka siapa lagi kalau bukan Lisna Husain, Maryam Maliki dan terakhir Zenab Maliki. Tiga Perempuan tangguh berdomisili di Kelurahan Padebuolo, yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Ketiga perempuan tangguh ini, memiliki keahlian yang berbeda dalam proses Pandai Besi. Lisna sebagai pemukul besi, Maryam sebagai pembakar besi dan Zenab ahlinya dalam mengasah besi yang sudah dijadikan karya pisau atau parang.

Mereka sudah menggeluti pekerjaan ini sejak duduk di bangku Sekolah Dasar tahun 80-an, bermula ketika tidak ada yang bisa membantu orang tua mereka untuk membakar, mengasah dan mamalu besi, kecuali mereka bertiga.

Akhirnya perlahan mereka pun sudah mahir melakukan pekerjaan yang harusnya dilakukan kau lelaki itu, masih pertahannkan kerajinan tangan tersebut.

“Saat itu tidak ada yang mau membantu ayah untuk memandai besi. Maka saya pun setiap pulang sekolah, berinisiatif membantu ayah mengerjakan kerajinan tangan ini ..,”
“Alhamdulillah saya dan teman-teman bisa mempertahankan pekerjaan ini sampai dengan sekarang,” ungkap Lisna, wanita usia 56 tahun itu.

Dalam pembuatan satu karya kerajinan tangan kata Maryam Maliki, memakan waktu selama 25 menit untuk proses pembakaran menggunakan bara api dari serabut kelapa.

“Proses memang harus hati-hati untuk membakar, pertama kita harus memastikan apinya besar. Untuk panasnya besi, harus merata dalam hal ini merah api di besi harus rata,” ungkapnya.

Berbeda dengan pernyataan Zenab Mailiki, sebagai ahli pada bidang mengasah karya kerajinan tangan baik pisau dan parang.

“Pertama saya menggunakan alat mesin asah besi, setelah pisau atau parang sudah kelihatan menipis disalah satu bagiannya, maka saya lanjut dengan mengasah pisau atau parang itu menggunakan tangan dan diasah di tempat pengasahan,” terangnya.

Berbicara soal pendapatan dalam sebulan sebelum pandemi Covid-19 masuk Gorontalo, penghasilan dari kerajinan tangan ini sangat memuaskan bahkan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.

Namun pasca daerah dilanda pandemi Covid-19, pendapatan mulai menurun dari normal Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu perbulan, kini menurun dan tidak menentu.

“Kalau sebelum Corona, pendapatan sebulan bisa ratuan ribu dan sudah lebih dari cukup. Tetapi sekarang kami sangat sulit, sebab pendapatan tidak menentu dan bergantung dari orderan ..,”

“Kalau ada orderan, maka kami siap membuat. Tetapi jika tidak ada orderan, terpaksa kami harus mencari pekerjaan lain seperti mencuci kain di rumah-rumah warga,” jelasnya.

Momen Hari Perepuan Internasional 2022 dan Perhatian DPPKB-P3A untuk Perempaun

Penyerahan bingkisan dari Kadis DPPKB-P3A Kota Gorontalo, Eladona Oktamina Sidiki, kepada tiga pekerja pandai besi di momen Hari Perempuan Internasional tahun 2022.

KEBERADAAN perempuan-perempuan tangguh di Kota Gorontalo ini, menarik perhatian Pemerintah Kota Gorontalo melalui DPPKB-P3A Kota Gorontalo.

Instansi yang dinakhodai Eladona Oktamina Sidiki ini, datang tak hanya sekedar menyaksikan aktivitas tiga perempuan tangguh tersebut, akan tetapi turut memberikan perhatian khusus, penghargaan berupa bingkisan kepada mereka dalam rangka Hari Perempuan Internasional tahun 2022.

Mantan Camat Kota Timur ini jelaskan, eksis tensi perempuan ini disemua lini kehidupan ada. Perempuan yang pada umumnya dikatahui hanya sebagai Ibu Rumah Tangga, ada juga perempuan yang bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga bahkan kepala rumah tangga.

Tidak hanya itu saja, sebelum Negeri ini dipimpin langsung seorang perempuan dan sekarang ada dari kalangan perempuan sebagai pimpinan organisasi perangkat daerah juga anggota DPRD.

“Selasa (08/03/2022) hari ini telah ditetapkan secara konstitusional sebagai Hari Perempuan Internasional. Dimana seluruh dunia memperingati hari Perempuan ..,”

“Kami dari DPPKB-P3A Kota Gorontalo, melihat peluang ini sangat relefan dengan tugas dan fungsi kami yang membidangi salah satu urusan, yaitu perempuan baik melindungi dan pemberdayaan perempuan ..,”

“Pada momen ini, kami mengapresiasi peringatan hari ini semacam apresiasi tehadap kaum perempuan terlebih saya, sebagai perempuan dan rekan-rekan dinas yang didominasi oleh kalangan perempuan ..,”

“Mengingat ini adalah hari Perempuan Internasional tahun 2022, kami menggunakan pakaian khas daerah seperti galenggo dan tujuannya untuk mempromosikan kearifan lokal ..,”

“Dan di Kota Gorontalo ini dari 50 kelurahan dan 9 kecamatan yang ada, ada salah satu kelurahan yang menjadi perhatian atau prioritas kami, yakni Kelurahan Padebuolo Kecamatan Kota Timur ..,”

“Karena pimpinan wilayahnya seorang perempuan, dan ada kearifan lokal atau kerajinan tangan padai besi di wilayah tersebut. Kalau dilihat dari pekerjaan ini, harusnya dilakukan kaum perempaun. Namun tidak bagi perempuan di Padebuolo, yang berprofesi sebagai pandai besi ..,”

“Sebagai bentuk penghargaan terhadap perempuan, kami dari DPPKB-P3A Kota Gorontalo memberikan penghargaan, apresiasi dan bingkisan kepada tiga perempuan tangguh ini. Kami berharap mereka terus menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya,” pungkasnya.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan