Patahkan Wacana Calon Tunggal di Pilkada 2020 Kabupaten Blitar, Gerindra Rancang Strategi Ini …

oleh
Calon Tunggal
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar, Mujib.[foto_istimewa]
banner 468x60
HABARI.ID, KABUPATEN BLITAR I Wacana calon tunggal muncul lagi di Pilkada Kabupaten Blitar. Pasalnya, sampai dengan empat bulan menjelang Pilkada di Kabupaten Blitar, baru Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ‘mendeklarasikan’ pasangan Rijanto-Marhaenis yang bakal diusungnya.

Belum ada partai lain, baik secara tunggal maupun koalisi, yang tampil mengajukan pasangan calon. Jika tak ada partai lain yang berani mengajukan calon, maka boleh jadi, ini disebabkan pasangan Petahana yang (mungkin) masih terlalu kuat.

Dan kalau pun partai-partai lain tak berani mengajukan calon, maka sejarah akan berulang, pasangan Rijanto-Marhaenis akan jadi calon tunggal. Dan yang dilawan adalah bumbung kosong (kotak kosong), persis yang terjadi pada Pilkada 2015 lalu.

Tapi, sepertinya, wacana ‘calon tunggal’ dan ‘bumbung kosong’ ini akan dipatahkan Partai Gerindra. Besar kemungkinan Gerindra bakal memunculkan calon pasangan lain.

“Gerindra sudah membuka pendaftaran. Hasilnya nanti akan disampaikan ke pengurus Provinsi, dievaluasi dan lalu diterbitkan rekomendasi,” ungkap Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar, Mujib, kepada awak habari.id di kediamannya, Minggu (09/08/2020), saat berbincang tentang wacana calon tunggal.

Mujib mengatakan, sampai dengan hari ini Gerindra belum memberikan rekomendasi kepada siapapun dan Gerindra sudah membangun komunikasi lintas partai dan tokoh-tokoh politik dan Ormas.

Menurut Mujib, Gerindra sudah mengantongi sejumlah nama yang bakal diajukan ke DPD Partai Gerindra Jatim. “Sudah ada tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) seperti Mas Azis, Mas Trianto, Mas Niko juga mendaftar …,”

“Lalu ada Sugianto yang juga Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Blitar juga ikut mendaftar. Bahkan Mantan Ketua DPC Gerindra juga mendaftar,” beber Mujib.

Soal ‘siapa yang akan berpasangan dengan siapa’, kata Mujib, itu sepenuhnya diserahkan kepada calon.

“Berjodoh itu tidak semata-mata berdasarkan keinginan partai, tetapi juga mempertimbangkan keinginan dari para calon. Ini yang sedang kita upayakan,” kata Mujib.

Apakah nantinya Gerindra menjadi partai pengusung atau pendukung?. Pertanyaan ini langsung disambar Mujid dengan mengatakan bahwa kalau istilah yang dipakai adalah ‘pendukung’ maka itu berarti tidak harus mengeluarkan rekomendasi. Sementara yang menjadi ‘pengusung’, jelas harus mengeluarkan rekomendasi.

“Bagaimana yaah…?!, mendukung itu, menurut saya tidak harus memberikan rekomendasi, begitu pemahaman saya. Tetapi kalau itu memberikan rekomendasi, sudah jelas sebagai pengusung, mungkin itu,” tegasnya.

Tentang wacana bahwa Gerindra bakal berkoalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mujib menjawabnya dengan bahasa yang sedikit diplomatis.

“Itu kan temen-temen wartawan saja yang menyampaikan, 2M (Mujib-Munib dari PKB) kan demikian?!. Kami sendiri tidak menyampaikan hal tersebut. Tapi itulah politik, semakin digosok semakin asyik,” kata Mujib. Dan apa yang sedang dilakukan Gerindra ini, jelas akan mematahkan wacana calon tunggal di Pilkada nanti.(tos/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan