Mochamad Nur Arifin Resmi Kembali Pimpin Kabupaten Trenggalek

oleh
Mochamad Nur Arifin
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Trenggalek, Moch. Nur Arifin saat memberikan keterangan kepada awak media usai sertijab di Pendopo, Kamis (4/3) [foto_habari.id]
banner 468x60

HABARI.ID,TRENGGALEK I Serah Terima Jabatan (Sertijab) Bupati Trenggalek digelar di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek, Kamis (04/03/2021).

Melalui Sertijab yang dihadiri Gubernur Jatim itu, kepemimpinan Bupati Trenggalek secara resmi kembali ke tangan Mochamad Nur Arifin.

Di hadapan Forkopimda Kabupaten Trenggalek dan anggota DPRD Trenggalek, bupati Nur Arifin menyampaikan dua fokus pembangunan Trenggalek ke depan.

Yakni pembangunan ekonomi inklusif dan sumber daya manusia. Di sektor pembangunan ekonomi inklusif, Nur Arifin menargetkan pertumbuhan desa wisata berbasis kolaborasi.

Caranya, Pemkab akan meminta tiap satu organisasi perangkat daerah (OPD) mendampingi satu desa wisata.

Harapannya, desa wisata bisa tumbuh secara maksimal dengan pendampingan dari pemerintah.

Selain itu, bupati Nur Arifin juga mendorong pertumbuhan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Sesuai arahan Gubernur Jatim Khofifah Indar Pawansa, pihaknya akan mengarahkan para pemasaran UMKM ke arah digital.

“Penggerak PKK sudah punya data UMKM di bawah Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah). Juga program 5 ribu pengusaha perempuan sebagai penguatan,” Mochamad Nur Arifin.

Pemkab Trenggalek, kata dia, juga akan membangun pusat kreativitas sebagai tempat peningkatan skil para pelaku wirausaha.

Dari sisi peningkatan SDM, Mas Ipin mengakui, bahwa pemkab masih punya pekerjaan rumah untuk penanganan stunting dan indeks pembangunan manusia.

Untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia, bupati akan menyisir dari tingkat desa.

Pihaknya akan meminta pihak pemerintah desa untuk mendata para anak usia sekolah untuk segara masuk ke PAUD atau TK. Sehingga, angka partisipasi kasar dan lama sekolah akan meningkat.

“Untuk SDM di pesantren yang sudah bersekolah di pondok tapi tidak mengkuti pendidikan formal bisa jadi prioritas untuk mengikuti kejar paket,” sambungnya. Target terakhir yang cukup berat, yakni menjadikan Trenggalek sebagai Kota Hijau.

“Ini tidak mudah, karena harus mengukur kadar karbon, memperbanyak jalur untuk pejalan kaki dan pesepeda, memperbanyak cakupan ruang terbuka hijau, ketersediaan air bersih dan sebagainya,” pungkas Nur Arifin (Sar/habari.id) 

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan