Minat Baca Diterjang Pandemi, Perpustakaan Jadi Sepi

oleh
minat
Buku-buku bacaan di Perpustakan Gorontalo Utara.
banner 468x60

HABARI.ID I Di era secanggih ini, semua orang bisa dengan mudah mengakses berbagai buku bacaan secara online. Meski demikian tak jarang, datang ke Perpustakaan tetap menjadi pilihan para pembaca.

Namun sejak Indonesia diterpa pandemi, minat baca juga seolah mulai menurun. Perpustakaan menjadi sepi dan bahkan banyak buku pinjaman yang tak kembali akibat keterbatasan akses ketika gema New Normal digaungkan demi menekan penyebaran Covid-19.

Seperti yang terjadi di Perpustakaan Daerah Gorontalo Utara, sebelum masa pandemi pengunjung di Perpustakaan itu bisa mencapai 100 orang perhari, demikian pengakuan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Gorontalo Utara, Salha Uno saat ditemui Habari.id. Rabu (22/09/2021).

“Dulu ramai orang membaca di sini bisa sampai 100 orang, tapi sekarang jangan 10, lima saja sudah mujur ada yang datang, karena meraka takut datang, takut Corona,” ungkap Salha.

Koleksi buku di Perpustakaan itu memang tidaklah banyak hanya berkisar seribuan buku saja, namun hal itu sudah menjadi salah satu daya tarik bagi segenap warga daerah yang katanya Indeks Minat Baca menembus angka 81 tersebut.

“Buku kita tidaklah banyak, tapi anggota perpustakaan ini sudah lebih dari 40 ribuan orang, banyak memang,” ungkap Kepala Dinas yang pernah membawa Gorontalo Utara sebagai Pemenang 1 Lomba Bercerita Nasional tahun 2019 itu.

Di luar gedung 2 Mobil Perpustakaan terparkir. Biasanya mobil ini selalu berkeliling ke sekolah-sekolah, namun lagi-lagi akibat pandemi anggaran oprasional Mobil tersebut harus direfocusing untuk menangani pandemi Covid-19.

“Yah mau gimana lagi, anggaran kita banyak yang digeser untuk penangan Covid-19, ditambah sekolah-sekolah tidak buka maka mobilnya belum bisa dioprerasikan lagi,” ungkap Salha.

Salha berharap minat baca tetap terus dijaga meski masa pandemi Covid-19. Sebab dengan membaca akan memberikan pengaruh positif terhadap pikiran, dan bisa menjadi sumber ide-ide kreatif demi menyiasati krisis ekonomi. “Dengan buku kita bisa membaca banyak hal terutama potensi ekonomi,” tandasnya.(Wi/Habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan