Menghidupkan Tradisi Menjemput Lailatul Qadar

oleh
tradisi
Tumbilotohe.(f/dk).
banner 468x60

HABARI.ID I Tradisi itu kembali megah di penghujung Bulan Ramadan 1442 Hijiriya tahun ini, setelah perayaannya sempat hilang di tahun kemarin. Kini sebagian besar wilayah Gorontalo seperti Ibu Kota Provinsi Gorontalo, kembali ramai dengan ratusan bahkan ribuan cahaya lampu minyak tanah dan lampu listrik.

Tradisi itu yakni malam pasang lampu atau disebut masyarakat Gorontalo Tumbilotohe, malam ke 27 ramadan menjemput lailatul qadar yang dipercaya lebih mulia dari malam 1000 bulan.

Perayaan yang sempat menjadi objek wisata religi nasional itu, kembali dihidupkan masyarakat meski Pemerintah Daerah baik provinsi, kabupaten dan kota melarang perayaan seremonial festivalnya.

Seperti di Kelurahan Heledulaa, Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo, Sabtu (08/05/2021) malam hampir semua ruas jalan di wilayah tersebut dipadati masyarakat baik yang ingin menyaksikan indahnya malam pasang lampu, dan ingin berbelanja.

Aktivitas mobilitas di Jantung Ibu Kota Provinsi Gorontalo pun sangat padat malam itu, mulai dari Jalan Cokroaminoto, Jalan Pangeran Hidayat dan jalan utama lainnya.

Ketua Komunitas Tanggidaa Mulolo, Rahman Matoka katakan, ada sekitar 24.000 lampu botol dan 1.800 meter lampu hias warna warni terpasang untuk menerangi Jalan HOS Cokroaminoto.

Tak heran, banyak warga yang berdatangan untuk bersua foto menggunakan latar belakang lampu kelap kelip itu. “Kami hanya untuk memeriahkan tradisi Tumbilotohe tahun ini, dan membutuhkan waktu dua pekan melakukan persiapannya,” ujarnya.

Rahman menjelaskan, perayaan malam pasang lampu sengaja digelar secara sederhana agar tidak memancing kerumunan warga, karena sesuai edaran pemerintah tidak ada festival yang bisa mengumpulkan banyak orang

“Makanya konsep ini kami pasang lampunya ini cukup tinggi, agar mobil kontainer tetap bisa lewat. Jadi kendaraan tetap bisa jalan,” jelasnya.(dk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan