Mengedepankan Risiko Daripada Peluang di Masa Sulit

oleh
sulit
Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha, saat menjadi inspektur upacara pada penerimaan siswa baru di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo beberapa tahun lalu.
banner 468x60

HABARI.ID I Masa duduk di bangku sekolah pernah Wali Kota Gorontalo, Marten Taha rasakan. Begitu pula status sebagai guru, sempat Ia jalani meski hanya satu jam pada 2016 lalu. Niat siswa dan guru ingin beraktivitas seperti biasa di ruang kelas di masa sulit sekarang ini, begitu Ia pahami. Namun apa boleh buat, daerah masih dalam kondisi “sakit” diserang wabah tak kasat mata, pandemi Covid-19.

Sekitar dua tahun lebih masa sulit akibat pandemi Covid-19, telah melumpuhkan aktivitas dunia pendidikan. Sejak penerapan PSBB sampai dengan PPKM Level III, kondisi pendidikan di Kota Gorontalo masih memberlakukan pembalajaran jarak jauh.

Di masa pemberlakuan PSBB lalu, Pemerintah Kota Gorontalo sempat beberapa kali merencanakan pembukaan aktivitas sekolah di tengah Covid-19.

Dengan berbagai ketentuan baik penerapan protokol kesehatan, pengurangan jumlah siswa dalam ruang kelas dan persetujuan orang tua siswa.

Sayang, rencana yang begitu baik itu berulang-ulang kali terhenti, akibat penyebaran pandemi Covid-19 yang naik turun serta kebijakan Pemerintah Pusat.

Kini, di tengah penerapan PPKM Level III Pemerintah Pusat memberikan peluang bagi daerah termasuk Kota Gorontalo, untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka berdasarkan keputusan empat Menteri, tentang penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi.

Namun Wali Kota Gorontalo Dua Periode itu, lebih mengedepankan risiko daripada peluang yang bisa mengancam kesehatan siswa dan guru.

“Alasannya, saya tidak ingin siswa-siswi dan guru-guru di Kota Gorontalo terkena Covid-19,” ucapnya usai memimpin rapat bersama pejabat OPD Kota Gorontalo, di ruang Aula Kantor Wali Kota Gorontalo Senin (23/08/2021).

Ia jelaskan, meski Pemerintah Pusat telah memberikan berupa peluang kepada daerah yang menerapkan PPKM Level III, Pemerintah Kota Gorontalo sendiri belum bisa memutukan untuk melaksanakan program PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di sekolah.

“Memang ada beberapa ketentuan diberikan Pemerintah Pusat untuk daerah yang menerapkan PPKM Level III, bisa melaksanakan PTM. Misal, lembaga pendidikan anak usia dini di daerah harus berkapasitas siswa hanya lima orang ..,”

“Dan jika dilihat dari kondisi Kota Gorontalo sekarang ini, animo masyarakat tentang penerpan protokol kesehatan dan vaksinasi, sudah begitu baik ..,”

“Demikian pula dengan penyebaran Covid-19, yang bisa dikatakan sudah menurun, baik angka pasien, jumlah pasien sembuh, pasien meninggal akibat Covid-19, serta BOR (Bed Occupancy Rate) rumah sakit yang stabil ..,”

“Akan tetapi, progres penanganan Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi ini, belum bisa mendorong Pemerintah Kota Gorontalo untuk melaksanakan PTM, karena cukup berisiko,” ungakpnya.

Nah, untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan pendidikan di Kota Gorontalo, bebagai upaya telah dijalankan oleh Pemerintah Kota Gorontalo melalui Dinas Pendidikan Kota Gorontalo.

Kata Marten, seperti program belajar dari rumah yang dikerjasamakan dengan Tv lokal, kemudian pembalajaran secara online yang tentunya semua pelaksanaan program tersebut, dibawah pengawasan instansi terkait.

“Berbagai program pendidikan termasuk belajar mengajar secara online, diawasi ketat dan evaluasi secara berkala oleh Dinas Pendidikan Kota Gorontalo ..,”

“Dan sekarang ini, Pemerintah Kota Gorontalo bekerjasama dengan PT Telkom Gorontalo, dalam rangka mempermudah proses bejalar siswa secara online. Kerjasama itu, penyaluran 11 ribu paket internet oleh PT Telkom Gorontalo kepada siswa,” terangnya.

Sementara itu, Murtiana Tute juga orang tua siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal VII katakan, Ia ingin menyaksikan anaknya menerima pelajaran di ruang kelas. Namun kondisi daerah masih pandemi Covid-19.

“Kalau mau ditanya, saya ingin sekali melihat anak saya menerima pelajaran di ruang kelas. Tapi, kondisi sekarang tidak bisa karena Covid-19 ..,”

“Menurut saya, siswa belajar dari rumah ada manfaat positifnya juga. Selain dapat dikontrol dengan baik oleh orang tua, disisi lain orang tua bisa mengetahui bagaimana cara mengajar dan mendidik anak ..,”

“Saya berharap, pandemi Covid-19 ini semoga cepat berakhir. Sehingga anak-anak kami bisa menjalani pendidikan di sekolah, bertemu dengan temah sebaya mereka,” pungkasnya.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan