HABARI.ID – Perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, dinodai dengan insiden “rasis” yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya Jawa Timur, Minggu (18/8/2019). Kejadian itu pun mengundang empati dari berbagai kalangan.
Di Gorontalo, mahasiswa asal Papua menggelar aksi damai mengecam perlakuan rasis yang diterima sedulur mereka yang berada di Surabaya dan Malang.
Unjuk rasa mahasiswa Papua tersebut dilakukan di asrama mahasiswa Papua Cendrawasih – IX Gorontalo, Jl. Taman Hiburan, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo, Senin (19/8/2019.
Koordinator aksi unjuk rasa, Owen, mengatakan mereka menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap insiden di Surabaya-Malang.
“Teman dan saudara kami di tanah Jawa diperlakukan tidak adil. Oleh karena itu kami menggelar aksi unjuk rasa ini sebagai bentuk protes terhadap apa yang dialami teman dan saudara kami,” ujar Owen.
Menurut Owen, aksi unjuk rasa ini tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa Papua yang ada di Gorontalo. Seluruh warga Papua di berbagai daerah mengecam tindakan rasial tersebut. Ia meminta aparat keamanan untuk berpihak kepada mereka.
“TNI-Polri, tolong dengar suara kami. Tolong perlakukan kami secara adil. Jangan perlakukan kami seperti binatang karena kita semua sama-sama manusia,” kata Owen dalam orasinya.
Lebih lanjut Owen mengatakan, mereka datang untuk menuntut ilmu. Oleh karena itu hendaknya mereka diperlakukan secara adil dan tanpa intimidasi.
“Orang Indonesia yang datang ke Papua tidak pernah kami usir ataupun intimidasi. Kami mahasiswa yang berada di tanah Gorontalo ini hanya ingin di berikan keadilan dan di Perlakukan secara baik. Sebab masyarakat papua yang tersebar luas di indonesia ini sering diintimindasi,” tutur Owen.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Papua di Gorontalo berlangsung damai. Mereka menggelar orasi dan membentangkan spanduk yang berisi tuntutan menghentikan tindakan intimidasi dan rasisme. (fbd/Gopos.id/Habari.id)