Irwansyah Taha: Kadis Sosial yang Pernah jadi Sopir Taksi Sampai Politisi

oleh
irwansyah
habari.id
banner 468x60

HABARI.ID, KOTA GORONTALO I Tepat Kamis (12/10/2023) Irwansyah Taha resmi dilantik sebagai Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Kota Gorontalo, hasil dari seleksi terbuka pejabat tinggi pratama sebelumnya di gelar Pemerintah Kota Gorontalo.

Uniknya, jauh sebelum Irwansyah Taha menyandang status sebagai ASN dan menduduki sejumlah jabatan di dunia birokrat, Ia sempat menjadi sopir taksi.

Kemudian pemuda yang aktif di berbagai organisasi, kontraktor sampai sempat menjadi seorang politisi yang memiliki jabatan strategis di organisasi politik.

“Sebelum berstatus sebagai ASN, sebelumnya saya aktif di berbagai organisasi termasuk LSM, sopir taksi ..,”

“Kemudian mencoba menggeluti sebagai kontraktor, namun tidak bertahan lama. Nah, setelah itu saya masuk partai politik yakni Partai Serikat Islam, ternyata tempat itu tidak cocok untuk saya ..,”

“Pada akhirnya, saya mengikuti CPNS dan Syukur Alhamdulillah terangkat pada tahun 2002 dan di tempatkan di Pemerintah Provinsi Gorontalo,” ujarnya.

Perjalanan dirinya sebagai birokrat yang sukses dan sudah beberapa kali dipercayakan menduduki jabatan strategis, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tugas dan tanggungjawab yang Ia emban sebagai pelayan masyarakat, Ia lakoni dengan baik.

Buktinya, masih berstatus CPNS pun Ia sudah dipecayakan sebagai Plt Kasubag Kasi Perundang-undangan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo pada tahun 2002 silam.

“Dengan pengalaman melalui jabatan plt itu, saya diberikan tugas membuat regulasi baik itu SK (Surat Keputusan) dan rancangan Perda (Peraturan Daerah) untuk kebutuhan organisasi pemerintahan ..,”

“Dimana SK dan rancangan perda itu berkaitan erat dengan pendapatan daerah. Seiring berjalannya waktu, dua lembaga yang terpisah akhir digabungkan ..,”

“Saya pun kembali dipercayakan menduduki jabatan sebagai staf di Samsat Kabupaten Pohuwato ..,”

“dan tidak lama kemudian pimpinan Samsat Pohuwato mempercayakan saya menjabat Kasi Pajak, Retribusi dan Pendapatan lain-lain ..,”

“Alasan saya mau di tempatkan di wilayah yang jauh, karena harapan saya, dengan di tempatkan di lembaga yang kekurangan pegawai dan fasilitas yang tidak memadai, maka akan melatih saya ..,”

“Dan prinsip saya seperti itu, agar bisa memotivasi saya untuk bekerja dan menjalankan tugas yang ada dengan baik,” ungkapnya.

Suami Direktur RS Otanaha Kota Gorontalo ini katakan, banyak pengalaman yang Ia dapatkan saat menduduki jabatan strategis di tengah kondisi instansi yang kekurangan pegawai dan fasilitas.

Salah satu pengalaman bekerja dalam kondisi serba terbatas itu, yakni mempercepat dirinya untuk bagaimana menjadikan lembaga yang Ia pimpin lebih baik dari sebelumnya.

Pasca menjalani tugas di daerah berjuluk Bumi Panua, Irwansyah Taha kembali ditarik Pemerintah Provinsi Gorontalo saat itu, dan diikutkan menjalani Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil.

Pasca sukses menjalani tugas Diklat tersebut, Ia kembali dimana Ia memulai karirnya sebelumnya yakni di Badan Keuangan Provinsi Gorontalo.

“Saat dikembalikan di Badan Keuangan Provinsi Gorontalo, saya di tempatkan di bidang pendapatan dan dipercayakan sebagai PPNS bidang perpajakan daerah,” terangnya.

Meski sudah memiliki sejumlah pengalaman dan menduduki jabatan strategis, tetapi belum cukup bagi Irwansyah Taha untuk menguji kembali kemampuannya di dunia birokrat.

Nah, tepat 16 tahun silam atau tahun 2007 Ia mendapatkan kesempatan mengabdikan diri di daerah pemekaran, yakni Kabupaten Gorontalo Utara.

Target dirinya mengabdikan diri di daerah berjuluk Gerbang Emas itu, bukan lain adalah ingin mencari pengalaman.

“Karena rasanya tidak lengkap seorang birokrat, jika pengalaman birokratnya tidak melalui pengalaman di kabupatan atau di kota ..,”

“Dan hal lain memotivasi saya adalah orang tua saya yang juga seorang birokrat, yakni Ayah saya sebagai Eks Camat selama 20 tahun ..,”

“Dan menyaksikan pengalaman hidup orang tua saya saat itu, yang memotivasi saya kenapa ingin lebih banyak mencari pengalaman,” jelasnya.

Sebagai birokrat yang lebih banyak berkecimpung dengan dunia keuangan daerah, tugas pertamanya di Kabupaten Gorontalo Utara saat itu di Badan Keuangan Kabupaten Gorontalo Utara.

Selama dua tahun di lembaga yang mengatur keuangan daerah dan menduduki jabatan strategis, Irwansyah kembali dipercayakan menduduki Eselon III sebagai Kabid Pembinaan Aparatur di BKD.

Belum lama menjalani tugas di Kabupaten Gorontalo Utara, sudah beberapa jabatan strategis dijalani Irwansyah Taha.

Bahkan sepanjang sejarah di Kabupaten Gorontalo Utara, terhitung cepat perkembangan karir Irwansyah Taha.

Yakni enam bulan sebagai Kepala Bidang Diklat di BKD Kabupaten Gorontalo Utara, kemudian lanjut di Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara selama dua bulan, dan langsung dipromosikan.

“Setelah dua bulan menjalankan tugas di Badang Pemberdayaan Masyarakat, Alhamdulillah saya dipromosikan dan mengemban amanah sebagai Kabag Pesidangan dan Perundang-Undangan Setda Kabupaten Gorontalo Utara selama dua tahun lebih..,”

“Tidak sedikit pengalaman yang saya dapatkan saat menjalankan amanah sebagai kepala bagian, salah satunya berkecimpung dengan anggota DPRD ..,”

“Termasuk saat saya menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Gorontalo Utara, dimana sangat membantu saya dalam menjalankan tugas selama lima tahun tujuh bulan ..,”

“Dan akhirnya saya dimutasikan menjabat sebagai Camat Atinggola. Selama enam bulan sebagai camat, akhirnya saya memilih pindah dari Gorut ke Kota Gorontalo dengan pertimbangan keluarga tinggal di Kota Gorontalo,” terangnya.

Ia katakan lagi, tugas pertamanya di lingkungan Pemerintah Kota Gorontalo yakni sebagai staf, kemudian diamanahkan jabatan sebagai Camat Kota Tengah.

“Selama dua tahun lebih menjalani tugas sebagai Camat Kota Tengah, tentu benyak pengalaman tugas yang saya dapatkan ..,”

“Nah, dengan jabatan yang baru ini sebagai Kadis Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo, tentu saya setidaknya sudah memahami apa saja yang harus dilakukan seorang pimpinan lembaga ..,”

“Terpenting itu adalah memahami sebuah regulasi yang ada, kemudian kita akan sesuai dengan kondisi serta program dan kebijakan ..,”

“Selama pengalaman saya sebagai camat juga, menyangkut bidang sosial itu tentu sangat dekat dengan aparat yang ada di wilayah ..,”

“Dimana kita mengerjakan hal-hal yang kecil, tetapi pada prinsipnya itu adalah program yang sama dilakukan lembaga lain ..,”

“Artinya, pelaksanaan program kegiatannya dari dinas sosial, tapi untuk penerapanya di lapangan adalah pemerintah kecamatan dan kelurahan ..,”

“Intinya, dalam menjalankan sebuah program kegiatan kita harus berkolaborasi, dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” pungkasnya.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di