HABARI.ID I IDI Kabupaten Gorontalo pertanyakan indikator penetapan status ASN di Kabgor (Kabupaten Gorontalo), yang sembuh dari Covid-19. dr. Irawan juga Ketua IDI Kabupaten Gorontalo jelaskan, indikator-indikator kesembuhan merupakan hal yang penting, maka penetapan status sembuh bagi para pasien OTG tidak boleh sembarangan.
“Pengidap covid-19 tanpa gejela tidak perlu menjalani swab test, maka dari itu indikator dan pengecekan rutin menjadi hal yang utama,” ujar Irawan juga mantan plt Direktur RS Dunda Limboro itu.
Bagi pasien Covid-19 tanpa gelaja memiliki prosedur penanganan yang berbeda, dibandingkan dengan yang memiliki gejela. Mereka yang terkonfirmasi tanpa gejala, hanya dimintakan untuk melakukan isolasi mandiri selama kurun waktu 14 hari.
Selama 14 hari dan tetap tanpa gejala maka pasien tersebut akan dinyatakan sembuh. Kesembuhannya pun harus dibuktikan dengan hasil pengecekan berkala, dan dasar indikator yang jelas.
“Swab test hal yang paling sensitif, semua harus memiliki indikator yang jelas, dalam revisi 5 penanganan covid-19 jelas termuat, bahwa yang tanpa gejala melakukan isolasi mandiri selama 10 hari dan benar-benar dilakukan pemeriksaan rutin, indikatornya yang paling penting,” kata dr. Irawan.
Kata Ketua IDI dr. Irawan, penentapan kesembuhan pasien tanpa gejala tak boleh sembarangan dan asal-asalan, karena hal itu akan berakibat fatal pada lebarnya penyebaran pandemi corona.
Dirinya juga mengingatkan, kepada mereka yang sudah dinyatakan sembuh untuk tetap selalu melakukan pemeriksaan dan tetap membatasi diri. Dirinya juga sempat kecewa dengan pasien yang terkonfirmasi positif namun tetap keluar dan berinteraksi dengan banyak orang.
Sementara itu dr. Johannes dokter spesialis Paru-paru RS Dunda Limboto juga anggota IDI menambahkan, para pasien ASN Kabupaten Gorontalo yang sembuh tersebut sebisanya untuk tetap melakukan pengecekan berkala, dan jika perlu secara mandiri melakukan test swab.
Orang tanpa gelaja sendiri kata dr. Johannes, itu merupakan seorang yang terpapar virus corona namun dengan jumlah virus yang sedikit.
Demikian pula penjelasakn dr. Irawan yang menjelaskan bahwa virus corona memiliki standar atau jumlah tertentu untuk bisa mempengaruhi kesehatan seseorang.
“Jadi kita tak bisa mengetahui virus ini mati atau tidak dalam tubuh manusia, swab test itu hanya menunjukan apakah virus itu ada atau tidak, bukan mati, maka orang tanpa gejala tersebut bisa saja masih membawa virus tapi karena sistem imunnya kuat bikin mereka menjadi kebal akan virus,” kata dr. Johannes.
Keduanya berharap setiap warga Gorontalo untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Terlebih pula bagi para anak muda yang terlihat tidak patuh dengan protokol kesehatan. Bagi IDI, anak muda memang tak mudah terserang covid-19, namun keluarga di rumah dan orang tua sangat rentan terserang.
“Sistem imun kita mungkin kuat, tapi orang lain bisa saja tidak, maka jangan sampai kita tanpa sadar menjadi penyebar virus,” tutup dr. Irawan.(dwi/habari.id).