Hasil Olahan Gula Aren Menembus Pasar Internasional

oleh
olahan
Jajaran Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, saat meninjau langsung lokasi pengolahan gula aren.
banner 468x60

HABARI.ID I Produk olahan gula aren di Kabupaten Gorontalo mengalami kemajuan signifikan, bahkan olahan tradisional itu menembus pasar internasional. Antara lain Jepang, Belanda dan Timur Tengah.

Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo sendiri, akui bahwa kemajuan olahan gula aren ini tidak luput dari peran serta Pemerintah Daerah dan legislatif.

Begitu kata Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Espin Tulie, saat ditemui usai melakukan peninjauan di UPTD KOH wilayah VI Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Gorontalo, Rabu (10/02/2021).

“Produksi gula aren tersebut sudah memproduksi cukup banyak, bukan hanya di konsumsi oleh daerah saja namun di ekspor ke Dubai, Jepang bahkan belanda ..,”

“Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Gorontalo, dimana hasil hutannya bisa dikonsumsi secara luas,” jelas Espin Tulie.

Espin menjelaskan, bahwa KPH bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil hutan, yakni air dari pohon aren atau nira.

Namun sebelum dipasarkan, terlebih dahulu dilakukan uji laboratorium, baik untuk mengetahui kwalitas maupun kwantitas produk yang di bawah naungan koperasi produsen Wahana Lestari Jaya.

“Biasanya air nira ini sering di konsumsi warga sebagai minuman, namun dengan dipermentasi sebagai gula aren ..,”

“Serta menghasilkan nilai jual yang tinggi,maka warga memanfatkan potensi ini sebagai penghasilan tambahan,” ungkap Espin.

Espin berharap agar seluruh PKH se Provinsi Gorontalo, mendapat dukungan anggaran dari Pemerintah Daerah.

Supaya pengolahan-pengolahan hasil hutan, lebih mendongkrak sumber pendapatan daerah yang tidak kalah dari penghasilan lainnya.

“Kami menginginkan UPTD seperti KPH bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, sebab banyak hasil hutan belum terkelola dengan baik ..,”

“Pohon nira ini masuk dalam kategori sebagai tanaman liar, sehingga ini bisa di anggarkan untuk bibit pohon nira, agar ini menjadi penghasilan tambahan bagi para petani ..,”

“Jadi bukan hanya petani jagung atau sejenisnya, namun ini bisa dikembangkan pula. Sangat disayangkan banyak yang bisa menghasilkan PAD, namun kita tidak kembangan,” puangkas Espin.(dik/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan