Gadis Pinogu Lolos Rekruitmen Bintara Polri

oleh -48 Dilihat
oleh
Sri Oktaviani Hadju

HABARI.ID, GORONTALO – Kesempatan kedua, terkadang merupakan sebuah keajaiban. Sri Oktaviani Hadju, setidaknya telah mengalami itu. “Keajaiban kesempatan kedua” telah menggiringnya meraih apa yang diimpikan.

Sempat ia tak lolos pada seleksi calon Bintara yang diikuti sebelumnya. Tapi itu tak membuatnya patah arang. Pinogu, wilayah paling jauh kabupaten Bone Bolango tempatnya lahir, telah membentuk karakter Sri menjadi sosok yang kuat dan tak gampang patah semangat.

banner 468x60

Berjalan kaki menempuh puluhan kilo meter hanya untuk mengurus kelengkapan berkas, tak jadi soal. Sri sudah terbiasa dengan itu. Sri membuktikan kalau mimpi bisa dikejar dengan kesungguhan.

Kamis (1/8/2019), Sri yang datang bersama sang ibu, Saima Thalib, duduk bersama ratusan peserta lainnya. Semua dalam suasana bathin yang sama; harap-harap cemas menanti pengumuman hasil seleksi di Polda Gorontalo.

Dan, moment yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Namanya disebut dan dinyatakan lulus. Seketika suasana pun berubah menjadi bahagia bercampur haru. Perjuangan Sri terbayar tuntas. Meski moment bahagia itu tak disaksikan sang Ayah yang sedang sakit.

“Ini merupakan kali kedua saya mendaftar. Tentu saja saya sangat bangga. Meskipun saya berasal dari masyarakat biasa, tetap mendapatkan kesempatan ini. Kesempatan untuk menjadi seorang Polwan,” ucap Sri.

Selama proses seleksi hingga pengumuman kelulusan, Sri tidak mengeluarkan uang sepeser pun, kecuali biaya pengurusan administrasi yang tidak seberapa.

Tentang pengumuman kelulusan ini, sempat dikomentari Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP. Wahyu Tri Cahyono, SIK. Ia mengungkapkan, untuk masuk Polisi tidak memandang asal usul dan latar belakang. Kalau memang memenuhi syarat untuk menjadi Polisi, pasti lolos.

“Asalkan memiliki kemauan dan dapat memeuhi persyaratan untuk menjadi anggota Polri. Semoga nantinya kedepan akan hadir srikandi-srikandi yang lain untuk menjadi anggota Polri,” kata dia.

Pada seleksi yang sama tahun sebelumnya, Ismet Abdullah yang kesehariannya adalah tukang ojek di Pinogu, juga lolos.

Anak-anak daerah terpencil punya keinginan dan daya juang yang luar biasa. Lingkungan yang jauh dari kiruk pikuk perkotaan telah membentuk mereka menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah. Anak terpencil boleh menjadi apa saja. Selama ada kemauan.(FBD/fp/HAbari.id)

Baca berita kami lainnya di


Tinggalkan Balasan