Cerita KKN di Tengah Pandemi Covid-19

oleh
KKN
Fitriani, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan UNG pada salah satu kegiatan KKN di Desa Molingkapoto.
banner 468x60

HABARI.ID | Canggung, sungkan, takut, dan berbagai keresahan lain menghampiri Fitriani dan ke 14 rekan mahasiswanya. Demikian kenang perempuan 21 tahun itu saat pertama kali menginjakan kaki di Desa Molingkapoto untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Di tengah pandemi Covid-19, aktivitas berpergian ke daerah lain untuk waktu yang lama memang terkesan sedikit tabu dan mengganjal pikiran. Tapi demi mengabdikan diri kepada masyarakat, semangat untuk berkarya sosial tetap besar di antara mahasiswa tersebut.

Awalnya Fitriani sempat ragu dan berpikir KKS tahun ini akan digelar secara daring, tapi berkat komitmen dan perjuangan seluruh civitas akademik Kampus Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kegiatan wajib kemahasiswaan itu tetap digelar secara luring.

Kata perempuan yang juga Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan UNG itu, jauh-jauh hari sebelum KKN mereka sudah disuntik vaksin Covid-19.

“Kita semua menerima vaksin dan itu bagian dari komitmen kita selaku akademisi untuk melawan pandemi Covid-19, dan tentu saja memberikan jaminan dan rasa aman bagi masyarakat desa yang akan kami datangi,” ungkap Fitriani, Senin (25/10/2021).

Memang vaksinasi sudah diberikan kepada para mahasiswa. Namun Fitriani mengakui, kegelisahan masih tetap menyelimuti mereka saat berada di lapangan.

Untuk itu, setiap saat mereka selalu berupaya mengutamakan protokol kesehatan saat beraktivitas dan bergiat bersama masyarakat.

“Kita selalu membagikan masker, dan setiap agenda kegiatan selalu mengimbau untuk mengedepankan protokol kesehatan,” ungkap Fitriani.

Meski memang agenda utama KKN UNG bertemakan Desa Bersih Narkoba. Tapi kata gadis bercadar satu ini, mahasiswa juga punya tanggung jawab dalam menekan penyebaran virus Corona.

“Kewajiban kita, setiap ada vaksinasi di desa kami, kami selalu berupaya mendampingi dan tentu saja meyakinkan masyarakat..,”

“Terlebih kuatnya penyebaran hoax soal vaksinasi, nah sebenarnya KIPI itu wajar yah hanya saja masyarakat tidak mengerti, maka peran kita untuk meluruskan misinformasi itu,” tukas Fitriani.(Wi/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan