HABARI.ID, MANADO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo berupaya untuk meningkatkan capaian Luas Tambah Tanam (LTT) Padi, Jagung, dan Kedelai (Pajale).
“Potensi pertanian kita sangat besar, jika ini kita garap dengan baik dan target LTT itu bisa dicapai, pasti rakyat akan sejahtera. Kalau sekarang kita baru bisa mengekspor jagung, maka ke depan kita juga harus bisa mengekspor beras,” kata Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim dalam sambutannya saat membuka rapat koordinasi Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai Triwulan II tahun 2019 yang digelar di Hotel Aston, Kota Manado, Kamis (25/7/2019).
Untuk mencapai target LTT Pajale tersebut Idris mengutarakan pentingnya kerja sama, sinergitas dan koordinasi antara mantri tani, penyuluh, dan Babinsa. Selain itu untuk mendukung pencapaian target LTT, mantan Sekda Provinsi Gorontalo itu juga meminta kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota dapat mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan swasembada pangan di Gorontalo.
“Antara provinsi dan kabupaten/kota ada perjanjian kerja sama. Perjanjian itu harus ditindaklanjuti, seperti untuk pengadaan bibit dan pupuk. Jangan semuanya diharapkan dari provinsi, kabupaten/kota juga harus bisa menunjangnya,” tegasnya.
Sementara itu berdasarkan data Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian RI selaku penanggungjawab program Upsus Pajale di Provinsi Gorontalo, ada kekurangan target LTT komoditi padi yang harus dikejar pada bulan Juli 2019 ini seluas 15.069 hektar. Dari target LTT periode April-Juli 2019 seluas 39.745 hektar, yang terealisasi baru mencapai 24.676 hektar. Untuk periode Agustus-September 2019, target LTT komoditi padi sebesar 51.345 hektar.
“Dari hasil rekap data periode Oktober 2018 sampai Juni 2019, secara nasional terjadi penurunan sebesar 313.369 hektar dari capaian pada periode yang sama tahun 2017-2018 seluas 13,3 juta hektar. Penurunan terjadi di 21 provinsi termasuk Gorontalo,” jelas Kepala Bidang Program dan Evaluasi Pusat Penyuluh Pertanian Kementerian Pertanian, Riza Fahrizal.
Riza menambahkan, di Provinsi Gorontalo terjadi penurunan sebesar 8.274 hektar. Jika pada periode Oktober 2017 sampai Juni 2018 realisasinya mencapai 55.225 hektar, maka pada periode Oktober 2018 sampai Juni 2019 turun menjadi 46.950 hektar.
Khusus untuk LTT komoditi jagung, capaian pada periode Oktober 2018 hingga Juni 2019 lebih tinggi yakni sebesar 312.561 hektar dibanding periode yang sama tahun 2017-2018 yang hanya sebesar 291.024 hektar, atau naik sebesar 21.537 hektar.
“Sampai bulan Juli ini khusus Upsus jagung di Gorontalo sudah melebihi 100 persen, kita sangat mengapresiasi capaian ini. Yang perlu kita talangi sekarang adalah Upsus padi, perlu strategi percepatan LTT,” tandasnya.(Haris/HumasPemprov/Habari.id)