HABARI.ID I 21 infrastruktur di sejumlah desa di kecamatan Tabongo harus ia resmikan. Puluhan agenda ini setidaknya harus tuntas selang dua hari gelaran Nomaden ke-8 di Tabongo.
Berkendara dengan mobil Feroza miliknya, Nelson menyusur satu persatu desa di wilayah yang letaknya tak jauh dari danau Limboto. Hujan deras tak menyurutkan niat Bupati Gorontalo itu menyelesaikan tugasnya sekaligus menemui warga di beberapa titik.
Dari perjumpaannya dengan warga di beberapa desa itu, ada hal menarik yang ia temukan. Dan itu erat kaitannya dengan apa yang dilakukan masyarakat terutama petani di wilayah itu saat musim kemarau.
“Mereka adalah petani-petani tangguh, yang tak mudah menyerah dengan kemarau yang lumayan panjang ini. Mereka justru berinisiatif menanam tanaman holtikultura, sayur-sayuran,” kata Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo.
Apa yang dilakukan para petani di Tabongo ini, menurut Nelson, tidak hanya menyangkut bagaimana cara mereka agar bisa survive. Tapi sebuah inisiatif untuk tetap produktif di masa paceklik.
“Inovasi itu, berawal dari inisiatif untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Berupaya untuk tetap produktif di masa paceklik, adalah sesuatu yang luas biasa,” kata Nelson.
Menurut Nelson, inisiatif seperti ini harus menjadi budaya masyarakat petani. “Penting bagi pemerintah untuk tahu apa yang dilakukan masyarakat. Dan agenda Nomaden ini menjadi medianya, sembari kita menampung aspirasi dan tahu apa yang diinginkan masyarakat,” kata Nelson.
Bupati sempat kehujanan saat meresmikan tempat penampungan air di desa Tabongo Barat. “Kehujanan tak jadi soal. Hujan itu berkah yang harus disyukuri. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda berakhirnya kemarau …,”
“Yang terpenting bagi saya adalah, ada banyak hal berharga yang didapatkan dari kunjungan-kunjungan seperti ini. Tahu banyak yang dilakukan dan yang diinginkan masyarakat, kita akan tahu apa yang harus dilakukan ke depan,” kata Nelson.(dwi/habari.id)