Bantah Alami Hipotermia, Ini Penjelasan Ketua Mapala Belantara

oleh
banner 468x60

HABARI.ID | Dea Ananda Doke, salah satu anggota Mapala Belantara, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang melakukan pendakian di pegunungan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango telah memunculkan banyak spekulasi, termasuk beredar kabar bahwa Dea Ananda sempat mengalami Hipotermia.

Sebelumnya, Kamis (23/06/2022). Sekitar 15 orang pendaki dari beberapa organisasi pecinta alam sedang melakukan pendakian di gunung Tilongkabila, dan rencananya 5 orang akan menuju ke tranggulasi dan lainnya hanya sampai di lokasi tempat pendidikan dasar (Diksar) dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (MDPL) saja.

Namun, setelah beberapa jam menuju lokasi Diksar tiba-tiba cuaca yang tidak bersahabat disertai hujan lebat dan jalur sangat terjal membuat Dea merasa kelelahan dan tidak mampu lagi melanjutkan pendakian. Kejadian itu membuat pihak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Gorontalo harus turun tangan untuk mengevakuasi. Sehingga kegiatan wajib dari Mapala Belantara dengan terpaksa harus ditunda.

“Informasi yang beredar kami 15 orang ini mengalami Hipotermia itu tidak benar. Yang jelas kondisi fisik salah satu anggota kami hanya kelelahan dan kedinginan karena cuaca hujan sangat deras. Setelah dievakuasi, Dea Ananda ini langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Dan kondisinya saat ini sudah membaik,” ungkap Ketua Mapala Belantara Yulin Talahumala, Senin (27/06/2022).

Jauh sebelum kegiatan outdoor itu berlangsung, Mapala Belantara telah mempersiapkan bekal maupun peralatan wajib pendakian. Baik berupa tenda, sleeping bag, jaket gunung, baju ganti dan obat-obatan yang dikemas di dalam kotak P3K (Pertolongan Pertama dan Kecelakaan) serta pemeriksaan kesehatan.

“Akan tetapi selain sudah mempersiapkan berbagai peralatan pendakian lengkap juga perlu latihan fisik, berupa jogging maupun peregangan. Sebab naik gunung adalah aktivitas yang berat dan Dea Ananda ini tidak sempat melakukan persiapan fisik sebelum mendaki,” kata Yulin.

Apa Itu Hipotermia ?

Hipotermia meruapakan suatu kondisi dimana suatu kondisi tubuh menurun secara drastis dan bisa membiat orang yang mengalami beresiko tinggi. Normalnya, suhu tubuh ada di kisaran 37 derajat celsius. Untuk hipotermia, suhu tubuh turun di bawah 35 derajat celcius. Jika tidak segera ditangani maka hipotermia ini bia mengancam penderitanya.

Dilansir dari Klikdokter.com, salah satu penyebab Hipotermia terkait dengan suhu dingin. Ketika berada di lingkungan yang dingin, tubuh terancam kehilangan kehangatan hingga 90 persen. Kondisi ini bahkan lebih cepat terjadi ketika lingkungan yang dingin tersebut berbentuk air, baik itu berendam atau berenang di air yang sangat dingin.

Namun normalnya, tubuh memiliki regulasi pengaturan suhu. Perlahan tubuh akan berusaha meningkatkan suhu di dalam agar dapat mengimbangi suhu di luar. Dengan demikian suhu akan tetap terjaga seimbang. Salah satu usaha meningkatkan suhu tubuh ini adalah dengan menggigil. Melalui gerakan otot, metabolisme tubuh akan meningkat sehingga perlahan suhu akan naik.

Akan tetapi, bila tubuh berada di lingkungan bersuhu ekstrem dingin, penurunan suhu tubuh akan terjadi sangat cepat dan tidak mampu diimbangi dengan kemampuan pengaturan suhu tersebut. Akibatnya, suhu tubuh akan ikut turun jauh di bawah normal. Pembuluh darah dalam tubuh pun ikut mengecil sehingga peredaran darah menjadi terganggu.

Adapun gejala awal yang muncul ketika seseorang mengalami hipotermia adalah menggigil. Menggigil ini sebenarnya merupakan mekanisme ‘perlawanan’ tubuh menghadapi suhu ekstrem. Dengan menggigil, panas tubuh yang dihasilkan melalui gerakan otot akan meningkat. Tujuannya agar suhu dalam tubuh tetap terjaga normal.

Selain menggigil, ada pula gejala lain yang dapat muncul antara lain, napas pendek dan lambat, nadi melemah, kurang konsentrasi, bicara merancu, kondisi lemas hingga penurunan kesadaran. (Dik/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan