HABARI.ID | Sebanyak 50 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Gorontalo menjalani tes urine mendadak. Hal itu dilakukan sebagai wujud nyata dan bentuk komitmen dalam menjadikan Lapas kelas IIA zero narkoba.
Yulita Gobel, selaku promotor program rehabilitasi sosial WBP kasus narkoba, di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo menjelaskan, bahwa 50 warga binaan tersebut merupakan peserta rehabilitasi sosial narkoba.
“Tes urine bagi warga binaan ini juga dilakukan untuk mengawal susksesnya program rehabilitasi sosial di Lapas itu sendiri. Untuk itu, Kepala Lapas mengamanatkan agar kami untuk memberantas narkoba di lingkungan Lapas Kelas IIA Gorontalo,” jelas Yulita, Jumat (01/04/2022).
Dari hasil pemeriksaan tes urine, seluruh peserta atau 50 warga binaan tersebut diketahui telah menunjukan hasl negatif dari narkoba. Menurutnya, dengan hasil yang diperoleh merupakan salah satu progres positif untuk mewujudkan tujuan dari program rehabilitasi.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh warga binaan Lapas Kelas IIA Gorontalo, khususnya peserta rehabilitas sosial narkotika, atas komitmen yang kuat untuk mau berubah serta terbebas dari narkoba dan zat adiktif lainnya,” ungkapnya.
Kepala Poliklinik Lapas Kelas IIA Gorontalo dr. Sri Yolanda Djafar menegaskan pelaksanaan tes urine secara tiba-tiba memang sengaja dilakukan. Bahkan bukan bagi warga binaan saja tapi juga bisa menyasar kepada petugas Lapas.
“Karena dalam mewujudkan zero narkoba di Lapas Kelas IIA ini sangat membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruuh petugas dan warga binaan, agar seluruh pengghuni Lapas terbebas dari jeratan narkoba,” tegas dr. Yolanda. (Dik/Habari.id)