Tes Antigen di Terminal Kedatangan Bandara Djalaluddin Terus Menuai Protes

oleh
Tes Antigen
Tanpa terkecuali, semua penumpang yang tiba di terminal kedatangan wajib menjalani tes Antigen.[foto_istimewa]
banner 468x60

HABARI.ID I Test antigen yang diberlakukan di terminal kedatangan Bandara Jalaluddin Gorontalo, dikeluhkan hampir rata-rata penumpang. Banyak penumpang yang protes dengan “prosedur aneh” yang berlaku di terminal kedatangan ini.

Rata-rata yang penumpang yang melakukan perjalanan sudah menjalani tes PCR sebelum keberangkatan, masih saja diharuskan melakukan tes Antigen.

Tes PCR yang mampu mendiagnosis infeksi COVID-19 ini, tingkat akurasinya jauh lebih tinggi dari tes Antigen untuk pemeriksaan secara cepat yang hanya untuk mendeteksi keberadaan antigen tertentu saja.

Alasan mengapa harus ada lagi prosedur tes antigen di terminal kedatangan, ini yang dipertanyakan oleh banyak penumpang.

“Saya baru menemukan ini di sini. Kok bisa yaa…?!, kita yang sudah melakukan tes PCR, masih harus menjalani lagi tes Antigen di sini …,”

“Sementara saya sendiri melakukan tes PCR pada Minggu siang kemarin. Surat keterangan PCR saya masih berlaku,” ketus salah satu warga yang baru saja tiba di Gorontalo, Senin (04/10/2021) pagi.

Ia mengungkapkan, prosedur ini tidak efisien dan sia-sia bahkan menganggu penumpang yang baru tiba, terlebih bagi penumpang yang punya agenda-agenda mendesak.

Tes Antigen Bagian dari Penanganan COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman

Keluhan soal penerapan prosedur tes Antigen di terminal kedatangan Bandara Jalaluddin ini, dijawab oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman.

Menurutnya, pemberlakuan prosedur tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Gorontalo.

“Swab Antigen setelah penumpang tiba di terminal kedatangan, berdasarkan SE Gubernur yang sampai dengan saat ini belum dicabut,” kata dr. Yana.

Ia juga menjelaskan tentang pertimbangan lain yang menjadi alasan mengapa harus ada tes Antigen. Menurutnya, tak ada yang bisa memastikan apakah penumpang tersebut melakukan kontak dengan orang yang terkonfirmasi terinfeksi COVID-19 atau tidak.

“Misalkan penumpang tersebut sudah melakukan tes PCR pada sehari atau dua hari sebelum keberangkatan ke Gorontalo …,”

“Pada selang sebelum keberangkatan ini, bisa ada kemungkinan penumpang itu sudah melakukan kontak dengan orang yang terkonfirmasi atau terinfeksi COVID-19,” jelas dr. Yana.

Prosedur yang dibelakukan di terminal kedatangan itu, kata dr. Yana, dianggap cukup efektif dalam upaya penanganan COVID-19.

“Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kalau kita tidak menerapkan prosedur ini, terlebih ketika Gorontalo masuk second wave,” katanya.

Dari prosedur tersebut, menurut dr. Yana, sempat terdeteksi ada penumpang yang terkonfirmasi positif meskipun telah melakukan PCR di daerah asal.

“Begitu tes Antigen, memang ada yang positif. Kemudian setelah kita konfirmasi lagi dengan tes PCR, hasilnya masih tetap positif. Kalau sudah begini kondisinya, maka kita bisa langsung melakukan isolasi,” tambahnya.(fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan