Syarif Mbuinga: Start ke DPD RI Finis di Gubernur?

oleh
dpd
Habari.Id
banner 468x60

HABARI.ID, POLITIK I Syarif Mbuinga sudah membuktikan bahwa dirinya tidak hanya disukai dan dikenal masyarakat di satu atau dua daerah saja. Pendaftaran dirinya sebagai Calon Anggota DPD RI di KPU Provinsi Gorontalo Senin (08/05/2023), laksana mendaftar sebagai Calon Gubernur Provinsi Gorontalo. 

Pendaftaran Syarif menuju Senayan secara fakta mendapat dukungan ratusan masyarakat dari enam daerah, dan digawangi sejumlah Tokoh Gorontalo baik politik, akademisi, beberapa organisasi, agama, kaum milenial dan Tokoh Masyarakat.

Namun di balik dukungan ke DPD RI itu, mereka lebih menginginkan Syarif finis di Puncak Botu menyandang status sebagai Gubernur Provinsi Gorontalo setelah Rusli Habibie. 

Meja Bundar Forum Demokrasi yang di nakhodai Umar Karim, menjadi saksi. Demikian pula jejak digital tayangan live media visual lokal  Gorontalo, menjadi bukti nyata atas dukungan tersebut.

Pandangan objektif untuk Syarif Mbuinga layak menjabat sebagai Anggota DPD RI dan juga Gubernur Gorontalo, lahir dari Tokoh Akademisi Prof. Amir Halid. 

“Figur seorang Syarif itu sejak masih di legislatif dan eksekutif, beliau banyak menjadi pembicaraan. Hampir semua orang termasuk di perguruan tinggi. Karena beliau muncul dengan kemestrinya sendiri, dibanding dengan figur lain ..,” 

“Saya bahkan punya pandangan, seorang Tokoh yang masih punya idealisme itu hanyalah beliau Pak Syarif Mbuinga dan perlu kita apresiasi ..,” ungkap Prof. Amir Halid.

“Satu contoh kasus di internal kami. Bahkan beliau berani mengambil sebuah sikap untuk mundur. Karena di dalamnya ini organisasi sosial namun sudah dimasuki hal yang pragmatis, maka menurut saya sikap Pak Syarif harus diteladani,” ungkap Prof Amir Halid.

“Dan biaralah orang yang menceritakan bapak itu calon kuat Gubernur Gorontalo, dan itu Insyallah akan terwujud,” timpal Prof. Amir Halid.

Berbeda dengan perntaan Dr. Yakop Nani, pakar kebijakan publik yang juga Tokoh Akademisi Provinsi Gorontalo. Dimana dirinya berharap ketika Syarif terpilih sebagai Anggota DPD RI, harus ada perubahan yang dilakukan Syarif. 

“Di Indonesia ini memilih Anggota DPD, DPRD, Kepala Daerah dan Presiden adalah kedaulatan rakyat. Tetapi fakta menunjukkan bahwa membuat keputusan strategis Nasional adalah keputusan politik adalah kedaulatan partai ..,”

“Bapak di DPD, Saya berharap lembaga DPD itu ada perubahan kewenangan yang Bapak harus ada keseimbangan pengambilan keputusan antara DPR yang notabene adalah partai politik ..,”

“Lalu kemudian Bapak mewakili rakyat dari daerah itu sama-sama kita harus buat keputusan, melahirkan undang-undang harusnya itu idealnya,” ujar Dr. Yakop Nani.

Dr. Roby Hunawa, Pakar Politik dari Partai Demokrat juga berpendapat lain terhadap Syarif Mbuinga, yang sudah memulai langkahnya melalui DPD RI. 

Dimana Roby katakan bahwa Syarif pada dasarnya sudah memiliki modal besar baik untuk ke DPD RI maupun ke Pemilihan Gubernur Gorontalo di tahun 2024. 

Ia katakan Syarif Mbuinga pernah menjabat sebagai Bupati Termuda di Tanah Air, pada periode pertamanya menjabat sebagai Bupati Pohuwato. 

“Selama menjabat sebagai Bupati Pohuwato tentu sudah banyak prestasi yang diukir Pak Syarif. Kita harus menghormati langkah politik beliau ..,”

“Dalam teori politik yang memetakan pilihan masyarakat terhadap seseorang itu ada dua, pertama pilihan masyarakat yang diarahkan kepada seseorang karena orang tersebut dianggap telah banyak membantu mereka keluar dari kesulitan ..,”

“Nah, Pak Syarif sendiri sudah melakukan dan masuk pada kategori pertama tersebut, telah banyak mengeluarkan masyarakat dari kesulitan melalui kebijakan yang Ia lakukan saat menjabat sebagai Bupati Dua Periode ..,”

“Ini adalah modal beliau, apalagi selama beliau menjabat Bupati Dua Periode mampu menciptakan sebuah wilayah yang sangat kondusif ..,” 

“Dan fakta lain adalah daerah tersebut maju. Pohuwato sendiri sudah mengarah pada multi etnis, dan mereka memilih seseorang itu lebih pada pendekatan rasional ..,” 

“Sehingga ini modal beliau, dan efeknya juga pada daerah lain yang mengenal beliau dari segi kultur maupun emosional, dan ini akan menjadi lumbung suara untuk mendorong beliau ke DPD RI bahkan ke Pilgub,” terang Aleg Partai Demokrat itu.

Nah, pandangan Presiden BEM UNG, Hendrawan Dwikurnia Datukramat yang juga representasi mahasiswa di Provinsi Gorontalo sendiri, menitipkan gagasan the politics of hope kepada Syarif Mbuinga. 

Ia jelaskan histori gerakan mahasiswa itu turut menyumbang dan menyuplai gagasan-gagasan secara Nasional dan perpolitikan bangsa. 

“Saya merasa bahwa, situasi dan dinamika politik hari ini sudah mulai memanas. Pertama saya tarik pada bagian dinamika bangsa Indonesia saat ini, akhir-akhir ini terbagi atas dua the politics of fear and the politics of hope ..,”

“Artinya, situasi dan dinamika politik hari ini dirancang secara paripurna oleh kelompok-kelompok praktisi politik di lapangan ..,”

“Saya menyatakan pada hari ini, bahwa Pak Syarif Mbuinga memiliki rekam jejak yang sangat luar biasa. Terutama dalam kancah perpolitikan, sehingga dalam secara elektabilitas kita tidak bisa memungkiri lagi bagaimana sikap dan aksi politik beliau ..,”

“Namun, saya sebagai representasi dari mahasiswa terutama BEM di Gorontalo, ketika perpolitikan terbagi atas dua konsep pendidikan, bagaimana sebuah gagasan atau orientasi Pak Syarif dalam mengatasi permasalahanan semacam itu ..,”

“Saya merasa, ketika Pak Syarif Insyallah terpilih sebagai Anggota DPD RI, kemudian mengangkat gagasan the politics of hope serta mendelegasikan gagasan juga intelektual gagasan dari pemuda, terutama masyarakat Provinsi Gorontalo ..,”

“Kemudian mampu mengeksekusi dan mengelaborasi bagaimana cita-cita rakyat di Provinsi Gorontalo, maka Pak Syarif akan mempu merumuskan sebuah formula the politics of hope,” paparanya.

Sementara itu Syarif Mbuinga sendiri katakan, izinkan dirinya memetakan dari empat klaster saran, masukan, kritikan dan dalam kritikan tersebut ada keraguan juga harapan. 

“Pertama dari segmentasi akademisi, kedua politisi, ketiga LSM, lantas keempat adinda anak-anakku, mahasiswa, kaum milenial juga Presiden BEM ..,”

“di dalam pernyataan saya juga mengelompokkan dari beberapa. ada statemen yang apa sih yang akan dilakukan disaat konstitusi membatasi kewenangan yang ada ..,”

“Bahkan seakan ada keraguan seperti dalam pernyataan Doktor Nani meredup. Nah, kalau ada gagasan tentang perubahan dan seterusnya, apa sih secara rill yang akan saya lakukan ..,”

“Dari statemen dari senior-senior dan sesepu saya tadi, seakan saya menciderai harapan publik. Namun saya sadari semua, saya katakan saya tidak bisa melarang padangan orang terahdap saya, dan politik itu ada last minute nya,” ungkap Syarif di tengah closing statement.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di