Program Tuberkulosis Terbangkan Vionita Ke Jenewa

oleh
Dokumentasi Vionita Isa, S.Kep,Ns saat mengikuti kegiatan World Health Assembly (WHA) ke-71 tahun 2019.
Dokumentasi Vionita Isa, S.Kep,Ns saat mengikuti kegiatan World Health Assembly (WHA) ke-71 tahun 2019.
banner 468x60

HABARI.ID I Berawal dari keseriusannya dalam penanganan Tuberkulosis di Puskesmas Limboto, Vionita Isa, S.Kep,Ns terpilih mewakili Indonesia pada agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, di Jenewa, Swiss, pada Senin (20/05/2019) lalu.

Melalui program Pos Penanggulangan Tuberkulosis untuk Kesehatan Masyarakat (Pospesbuker), Vionita terpilih menjadi Nakes teladan mewakili Provinsi Gorontalo ke Pusat.

Dari sejumlah Nakes teladan, pihak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyeleksi 5 nama yang akan mewakili Indonesia pada agenda tahunan yang dilaksanakan oleh WHO.

Dari 5 tenaga Kesehatan yang diseleksi, hanya ada satu nama yang dipilih Kementerian Kesehatan RI untuk mewakili Indonesia. Dan, Kemenkes pun akhirnya memilih dan menetapkan Vionita Isa sebagai perwakilan Indonesia.

Vionita mengikuti Sidang Majelis Kesehatan dunia atau World Health Assembly (WHA) ke-71 yang diselenggarakan langsung oleh World Health Organization (WHO).

Sidang yang dilaksanakan selama 5 hari berturut-turut tersebut, diikuti oleh sekitar 194 Negara anggota WHO.

Ada kebanggan tersendiri bagi Vionita ketika menjadi satu-satunya Nakes mewakili Indonesia di forum Internasional itu.

Dia yang awalnya hanya berkutat dengan upaya penanganan Tuberkulosis di wilayah kecamatan Limboto, akhirnya bisa mewakili Gorontalo, dan menjadi duta Indonesia di Jenewa dan mendiskusikan permasalahan penyakit yang ada di dunia.

Selain menjadi perwakilan pengelola program Tuberkulosis, Vionita juga mewakili profesi perawat, mendiskusikan penyakit yang ada di dunia berdasarkan profesinya sebagai perawat.

Setelah mengikuti sidang tersebut. Kedepan, Vionita berharap kepada seluruh masyarakat agar mampu meningkatkan kesadaran untuk cepat memeriksakan diri ke Puskesmas maupun Rumah Sakit jika terdapat gejala Tuberkulosis.

“Karena pada tahun 2021 ini trend kasus penderita TBC bukan lagi pada orang-orang yang berumur 40 tahun ke atas, tapi angka anak dan remaja yang menderita Tuberkulosis juga cukup banyak,” Jelasnya. (Dyt/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan